Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan Indonesia memiliki potensi untuk menjadi poros maritim dunia dengan membangun budaya maritim.
"Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki potensi untuk menjadi poros maritim dunia. Salah satu pilar untuk mewujudkan poros maritim dunia terdapat pada kemampuan dalam kita membangun budaya maritim itu sendiri, baik yang namanya pengelolaan sumber daya laut, pengembangan infrastruktur yang sangat penting saat ini dan tentu juga konektivitas daripada maritim guna menjadi poros maritim dunia," ujar Erick Thohir dalam seminar daring di Jakarta, Selasa.
Menurut Menteri BUMN, konsep tol laut yang sejalan dengan Nawacita Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), di mana BUMN mendapatkan arahan dari beliau untuk visi Indonesia 2045.
Pembangunan dan pengembangan infrastruktur yang menghubungkan produksi ke distribusi dari wilayah Barat sampai dengan Timur Indonesia.
"Tentu sebagai sepertiga kekuatan ekonomi Indonesia, Insya Allah BUMN siap memikul amanah tersebut demi mencapai cita-cita Indonesia yang Merdeka Berdaulat," kata Erick.
Salah satunya, lanjut dia, dengan menjaga konektivitas dari Sabang sampai dengan Merauke, tentu ini seiring dengan kompleksitas tinggi yang sedang dihadapi dunia saat ini menuju tahun 2022.
Erick Thohir juga menambahkan bahwa industri logistik menghadapi banyak tantangan, berkaitan dengan kerentanan rantai pasok global yang sekarang sudah dirasakan di mana kontainer sangat kekurangan.
"Kebijakan perdagangan global yang kemarin disampaikan oleh bapak Presiden RI ketika G20 mengenai rantai pasok, ini juga sangat memengaruhi di mana kita juga diminta sumber daya alam kita dikirim ke luar negeri sebesar-besarnya. Itulah hal yang memang kebijakan ini harus tentu kita seimbangkan dan seperti disampaikan oleh bapak Presiden RI kita harus lawan, kita tidak anti-asing tetapi penting bagi kita untuk memastikan pasar kita sebagai pertumbuhan ekonomi kita. Sumber daya alam kita untuk pertumbuhan ekonomi kita," katanya.
Tentu hal ini, ujar Erick, karena tekanan tadi maka ada global shock di mana harga komoditas saat ini semakin tinggi, ini yang perlu diantisipasi jangan sampai Indonesia tidak siap dan pada akhirnya mendapatkan global shock yang terjadi saat ini.
"Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki potensi untuk menjadi poros maritim dunia. Salah satu pilar untuk mewujudkan poros maritim dunia terdapat pada kemampuan dalam kita membangun budaya maritim itu sendiri, baik yang namanya pengelolaan sumber daya laut, pengembangan infrastruktur yang sangat penting saat ini dan tentu juga konektivitas daripada maritim guna menjadi poros maritim dunia," ujar Erick Thohir dalam seminar daring di Jakarta, Selasa.
Menurut Menteri BUMN, konsep tol laut yang sejalan dengan Nawacita Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), di mana BUMN mendapatkan arahan dari beliau untuk visi Indonesia 2045.
Pembangunan dan pengembangan infrastruktur yang menghubungkan produksi ke distribusi dari wilayah Barat sampai dengan Timur Indonesia.
"Tentu sebagai sepertiga kekuatan ekonomi Indonesia, Insya Allah BUMN siap memikul amanah tersebut demi mencapai cita-cita Indonesia yang Merdeka Berdaulat," kata Erick.
Salah satunya, lanjut dia, dengan menjaga konektivitas dari Sabang sampai dengan Merauke, tentu ini seiring dengan kompleksitas tinggi yang sedang dihadapi dunia saat ini menuju tahun 2022.
Erick Thohir juga menambahkan bahwa industri logistik menghadapi banyak tantangan, berkaitan dengan kerentanan rantai pasok global yang sekarang sudah dirasakan di mana kontainer sangat kekurangan.
"Kebijakan perdagangan global yang kemarin disampaikan oleh bapak Presiden RI ketika G20 mengenai rantai pasok, ini juga sangat memengaruhi di mana kita juga diminta sumber daya alam kita dikirim ke luar negeri sebesar-besarnya. Itulah hal yang memang kebijakan ini harus tentu kita seimbangkan dan seperti disampaikan oleh bapak Presiden RI kita harus lawan, kita tidak anti-asing tetapi penting bagi kita untuk memastikan pasar kita sebagai pertumbuhan ekonomi kita. Sumber daya alam kita untuk pertumbuhan ekonomi kita," katanya.
Tentu hal ini, ujar Erick, karena tekanan tadi maka ada global shock di mana harga komoditas saat ini semakin tinggi, ini yang perlu diantisipasi jangan sampai Indonesia tidak siap dan pada akhirnya mendapatkan global shock yang terjadi saat ini.