Jakarta (ANTARA) - Neymar menjadi tumbal saat Paris Saint-Germain menundukkan AS Saint-Etienne 3-1 dalam laga pekan ke-15 Liga Prancis di Stadion Geoffroy-Guichard, Minggu malam tadi.
Pergelangan kaki Neymar tampak jelas terkilir dan menekuk ke posisi yang kurang menyenangkan untuk dilihat setelah ia dijegal oleh sayap tuan rumah Yvann Macon pada menit ke-84.
Bintang Brazil itu tampak mengerang kesakitan dan mendapat perawatan hampir empat menit lamanya sebelum ditandu keluar lapangan digantikan Eric Ebimbe.
Insiden itu seolah mengalihkan perhatian dari kemenangan 3-1 yang dibukukan PSG atas tuan rumah.
Neymar sempat mencetak gol lima menit pertandingan berjalan, tapi dianulir oleh VAR karena offside.
Tuan rumah justru mencuri keunggulan lebih dulu melalui aksi Denis Bouanga menyambar bola muntah hasil tembakan Timothee Kodziejczak yang tak diantisipasi sempurna kiper Gianluigi Donnarumma pada menit ke-23.
Gol itu awalnya dianulir karena offside, tetapi setelah tinjauan VAR, wasit memastikan keabsahannya.
Sayangnya, keunggulan Saint-Etienne itu mendapat ujian berat sebab mereka harus tampil dengan sepuluh pemain sejak pengujung waktu normal babak pertama karena kartu merah yang diterima Kolodzieczak.
Baru dua menit situasi timpang berlangsung, PSG bisa memanfaatkannya lewat gol Marquinhos menanduk umpan tendangan bebas LIonel Messi demi turun minum dalam kedudukan imbang 1-1.
PSG berjibaku untuk membalikkan keadaan dan baru memetik hasilnya pada menit ke-79 melalui sontekan sederhana Angel Di Maria yang berdiri bebas tanpa kawalan untuk menyelesaikan umpan kiriman Messi.
Marquinhos mencetak gol keduanya pada menit pertama injury time untuk melengkapi kemenangan 3-1 bagi PSG, lagi-lagi memanfaatkan umpan Messi yang menutup laga dengan torehan tiga assist.
PSG kian mantap di puncak klasemen dengan raihan 40 poin, sedangkan Saint-Etienne turun ke posisi juru kunci karena kalah selisih gol dibandingkan Metz yang sama-sama memiliki 12 poin, demikian catatan laman resmi Liga Prancis.
Kedua tim merumput lagi pada Rabu (1/12) saat PSG menjamu OGC Nice di Parc des Princes dan Saint-Etienne bertandang ke markas Brest di Francis Le Ble.
Pergelangan kaki Neymar tampak jelas terkilir dan menekuk ke posisi yang kurang menyenangkan untuk dilihat setelah ia dijegal oleh sayap tuan rumah Yvann Macon pada menit ke-84.
Bintang Brazil itu tampak mengerang kesakitan dan mendapat perawatan hampir empat menit lamanya sebelum ditandu keluar lapangan digantikan Eric Ebimbe.
Insiden itu seolah mengalihkan perhatian dari kemenangan 3-1 yang dibukukan PSG atas tuan rumah.
Neymar sempat mencetak gol lima menit pertandingan berjalan, tapi dianulir oleh VAR karena offside.
Tuan rumah justru mencuri keunggulan lebih dulu melalui aksi Denis Bouanga menyambar bola muntah hasil tembakan Timothee Kodziejczak yang tak diantisipasi sempurna kiper Gianluigi Donnarumma pada menit ke-23.
Gol itu awalnya dianulir karena offside, tetapi setelah tinjauan VAR, wasit memastikan keabsahannya.
Sayangnya, keunggulan Saint-Etienne itu mendapat ujian berat sebab mereka harus tampil dengan sepuluh pemain sejak pengujung waktu normal babak pertama karena kartu merah yang diterima Kolodzieczak.
Baru dua menit situasi timpang berlangsung, PSG bisa memanfaatkannya lewat gol Marquinhos menanduk umpan tendangan bebas LIonel Messi demi turun minum dalam kedudukan imbang 1-1.
PSG berjibaku untuk membalikkan keadaan dan baru memetik hasilnya pada menit ke-79 melalui sontekan sederhana Angel Di Maria yang berdiri bebas tanpa kawalan untuk menyelesaikan umpan kiriman Messi.
Marquinhos mencetak gol keduanya pada menit pertama injury time untuk melengkapi kemenangan 3-1 bagi PSG, lagi-lagi memanfaatkan umpan Messi yang menutup laga dengan torehan tiga assist.
PSG kian mantap di puncak klasemen dengan raihan 40 poin, sedangkan Saint-Etienne turun ke posisi juru kunci karena kalah selisih gol dibandingkan Metz yang sama-sama memiliki 12 poin, demikian catatan laman resmi Liga Prancis.
Kedua tim merumput lagi pada Rabu (1/12) saat PSG menjamu OGC Nice di Parc des Princes dan Saint-Etienne bertandang ke markas Brest di Francis Le Ble.