Jayapura (ANTARA) - Menyandang status sebagai orang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) selama 14 tahun tidak membuat Amanda putus asa namun tetap tegar menjalani kehidupan normal keseharian sebagai warga Papua.

Amanda sosok perempuan paruh baya kehidupan dan kesehatan tetap lebih baik hingga dapat mengikuti peringatan hari AIDS Internasional pada Rabu 1 Desember 2021 di Kota Jayapura.

"Belasan tahun saya menyandang status ODHA tapi puji syukur kepada Tuhan Kristus saya masih diberikan hidup dan sehat, ya ini merupakan kemuliaan dari Tuhan,"ungkap Amanda menanggapi status ODHA.

Ia mengakui, dirinya bisa hidup sampai sekarang karena rutin mengkonsumsi obat Antiretroviral (ARV) kombinasi merupakan terapi terbaik bagi pasien terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) hingga saat ini.

Disebutkan Amanda, tujuan utama dari pemberian obat ARV adalah untuk menekan jumlah virus sehingga akan meningkatkan status imun pasien HIV dan mengurangi kematian akibat infeksi oportunistik.

"Ketika pasien ODHA rutin meminum ARV sesuai dengan anjuran dokter, ya sampai sekarang Tuhan masih memberikan saya kehidupan dan tabah menerima kenyataan,"ujarnya

Virus HIV/AIDS yang terjangkit dalam dirinya, menurut Amanda, mau tidak mau membuatnya harus rutin menjalani terapi pengobatan Antiretroviral

Amanda sudah mulai menjalani terapi pengobatan ARV sejak 2007/2008 dengan meminum rutin setiap harinya tak ubahnya menjadi 'obat sakti' bagi pasien ODHA.

Dari keterangan tenaga medis yang diterimanya, menurut Amanda, obat ARV punya dua peran di antaranya menghambat perkembangan dan aktivitas virus.

"Virus tak aktif dan beredar secara otomatis bakal menurunkan potensi penularan,"ujar Amanda yang tampil dengan kesederhanaan dan menggunakan tongkat penyangga.

Pasien ODHA Jayapura  mengaku, ketika mengkonsumsi ARV tak punya masalah dengan organ hati dan ginjalnya selama melakukan pengobatan minum pil.

Selain minum obat ARV, menurut Amanda, pasien ODHA bisa hidup dengan sehat karena adanya dukungan keluarga sekitarnya juga dirasanya begitu besar.

Bahkan, setiap hari keluarganya senantiasa mengingatkan Amanda  untuk memperhatikan kesehatan tubuh dengan tidak terlambat meminum obat ARV.

"Kalau saya mengkonsumsi ARV tidak boleh dijadikan beban. Hal Itu sesuatu yang harus saya lakukan. Seperti kondisi tubuh kita yang enggak bisa tanpa makan atau minum. Itu sudah jadi bagian dalam hidupnya,"ungkap Amanda menanggapi kiat menjaga kesehatan tubuh sebagai pasien berstatus ODHA Papua.

Ia berharap, dengan mengkonsumsi ARV berfungsi untuk mencegah HIV semakin berkembang biak dalam tubuh sekaligus melindungi dan memperkuat sistem imun.

Dengan begitu ketika pasien ODHA melakukan hal rutin minum obat ARV, menurut Amanda, dirinya dapat memiliki harapan hidup yang sama dengan orang sehat lainnya,

"Yang menjadi kewajiban saya untuk diingat setiap hari harus tetap rutin mengonsumsi obat dan jangan mengurangi dosis kecuali dokter menyarankannya,"ujarnya.

Ingat pesan pendeta

Amanda mengakui, saat pertama kali divonis tertular virus HIV/AIDS pada tahun 2008 silam dirinya sempat shock dan putus asa dengan harapan hidupnya.

Namun saat menjalani pengobatan diberikan pendeta, menurut Amanda, dipesankan ketika Tuhan memberikan kesembuhan dan bertahan hidup umur panjang maka haruslah bersyukur kepada Tuhan Yesus Kristus.

Adanya pesan pendeta saat memberikan pelayanan pengobatan  kepada pasien ODHA, menurut Amanda, sampai hari ini terus menjadi pergumulannya untuk dilakukan setiap hari beraktivitas.

"Saya percaya Kuasa Tuhan lebih besar dari manusia sehingga sebagai pasien ODHA saya terus berterima kasih dengan Tuhan Yesus Kristus karena masih memberikan umur dan kehidupannya,"ujar Amanda.

Pasien ODHA akan kuat dan memiliki daya tahan tubuh bagus, lanjut Amanda, ketika mendapat perlakuan yang baik dan tidak diskriminasi menerima kenyataan hidup di lingkungan sekitarnya.

Dari belasan tahun menjalani status ODHA, menurut Amanda, ia terus diberikan penguatan diri dan dukungan penuh dari keluarganya sehingga dapat menambah panjang usia kehidupannya.

"Jangan pernah minder hidup ketika dinyatakan positif terkena HIV/AIDS, ya ini harus diterima dan dijalani dengan penuh kesabaran bersama keluarga terkasih,"ujarnya.

Obat ARV

Penanggungjawab klinik HIV/AIDS RSUD Jayapura dr Siti mengatakan, pengobatan Antiretroviral (ARV) harus rutin diminum pasien ODHA karena menjadi penguat imun tubuhnya.

Diakuinya, kombinasi minum obat ARV merupakan terapi terbaik bagi para pasien yang dinyatakan terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) hingga saat ini.

Tujuan utama pemberian ARV, menurut dr Siti, adalah untuk menekan jumlah virus (viral load) sehingga akan meningkatkan status imun pasien HIV dan mengurangi kematian akibat infeksi oportunistik.

Siti menyebut, pada tahun 2015 dari hasil penelitian  World Health Organization (WHO) Antiretroviral sudah digunakan pada 46 persen pasien HIV di berbagai negara.

"Obat ARV telah disediakan secara gratis pemerintah melalui rumah sakit atau Puskesmas untuk pasien yang terinfeksi positif ODHA yang berobat,"ujarnya.

Meski  belum ada obat khusus penyembuhan HIV/AIDS, menurut dokter Siti, ARV menjadi pilihan untuk dikonsumsi minuman rutin bagi pasien positif HIV/AIDS.

"Ketika ODHA rutin mengkonsumsi ARV maka bisa menambah immun tubuh pasien,"ujar Siti saat melakukan pendampingan ODHA yang hadir peringatan hari AIDS Internasional 1 Desember dilselenggarakan KPA Papua.

Untuk mencegah penularan virus HIV/AIDS maka perlu mengkampanyekan ABK yaitu Abstinence, Be Faithful dan Kondom.

Abstinence ditujukan khususnya kepada masyarakat yang belum menikah agar tidak boleh melakukan seksual  di luar nikah.

Kemudian, be faithful atau setia, ditujukan pada mereka yang telah memiliki pasangan hidup atau sudah menikah untuk setia sehidup semati.

Untuk penggunaan kondom ketika berhubungan seksual cara ini bukan untuk melegalkan seks bebas namun salah satu upaya untuk melindungi diri tertular penyakit menular itu.

Namun, hal paling mendasar untuk dapat mencegah penularan virus HIV/AIDS warga harus rutinitas melakukan prllaku pola hidup sehat dan bersih serta senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Hingga 1 Desember 2012 berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIds daerah Papua umlah pengidap HIV/AIDS di Provinsi Papua mencapai 46.967 kasus tersebar merata di 29 kabupaten/kota.



 
 







 

Pewarta : Muhsidin
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024