Malang (ANTARA) - Tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) meraih medali emas untuk kategori riset tentang anak dengan kebutuhan khusus di ajang Indonesia International Apllied Science Project Olympiad (I2ASPO) berkat inovasi alat terapi bagi anak dengan kelainan genetik sindrom down.
Sebagaimana dikutip dalam siaran pers universitas yang diterima di Malang, Jawa Timur, Rabu, Ketua Tim UMM Satria Filalli mengatakan bahwa tim mengangkat karya dengan judul Match and Growth: Study Process for Children with Down Syndrome dalam ajang tersebut, yang diselenggarakan oleh Indonesia Young Scientist Association (IYSA) di Kota Surabaya pekan lalu.
Ia menjelaskan, Match and Growth (M&G) mencakup alat terapi dan aplikasi untuk mendukung terapi bagi anak berkebutuhan khusus, khususnya anak dengan sindrom down.
"Kami melihat minimnya alat terapi bagi anak berkebutuhan khusus. Hal inilah yang mengawali ide kami untuk membantu terapi anak down syndrome melalui alat terapi dan aplikasi M&G," katanya.
Menurut Satria, alat terapi M&G dilengkapi dengan komponen UNO R3 dan RFID Reader yang menampilkan gambar dan suara hewan.
Alat dan aplikasi itu membantu menstimulasi ingatan jangka pendek melalui siaran gambar dan suara hewan pada anak-anak dengan sindrom down yang mudah lupa dan ingatan jangka pendeknya kurang.
Alat dan aplikasi tersebut dikembangkan oleh tim yang meliputi Satria, Dicky Marcellino Akbar (Teknik Elektro), Moh Miftachul Fadhli (Akuntansi), Retno Muji Rahayu (Ilmu Teknologi Pangan), dan Daininggis Restu Ilahi (Teknik Sipil).
Mereka berharap bisa melanjutkan pengembangan alat dan aplikasi tersebut untuk membantu anak-anak dengan sindrom down dan anak berkebutuhan khusus lain.
"Kami berharap alat ini benar-benar bisa dimplementasikan secara luas oleh SLB maupun masyarakat luas," kata Satria.
Sebagaimana dikutip dalam siaran pers universitas yang diterima di Malang, Jawa Timur, Rabu, Ketua Tim UMM Satria Filalli mengatakan bahwa tim mengangkat karya dengan judul Match and Growth: Study Process for Children with Down Syndrome dalam ajang tersebut, yang diselenggarakan oleh Indonesia Young Scientist Association (IYSA) di Kota Surabaya pekan lalu.
Ia menjelaskan, Match and Growth (M&G) mencakup alat terapi dan aplikasi untuk mendukung terapi bagi anak berkebutuhan khusus, khususnya anak dengan sindrom down.
"Kami melihat minimnya alat terapi bagi anak berkebutuhan khusus. Hal inilah yang mengawali ide kami untuk membantu terapi anak down syndrome melalui alat terapi dan aplikasi M&G," katanya.
Menurut Satria, alat terapi M&G dilengkapi dengan komponen UNO R3 dan RFID Reader yang menampilkan gambar dan suara hewan.
Alat dan aplikasi itu membantu menstimulasi ingatan jangka pendek melalui siaran gambar dan suara hewan pada anak-anak dengan sindrom down yang mudah lupa dan ingatan jangka pendeknya kurang.
Alat dan aplikasi tersebut dikembangkan oleh tim yang meliputi Satria, Dicky Marcellino Akbar (Teknik Elektro), Moh Miftachul Fadhli (Akuntansi), Retno Muji Rahayu (Ilmu Teknologi Pangan), dan Daininggis Restu Ilahi (Teknik Sipil).
Mereka berharap bisa melanjutkan pengembangan alat dan aplikasi tersebut untuk membantu anak-anak dengan sindrom down dan anak berkebutuhan khusus lain.
"Kami berharap alat ini benar-benar bisa dimplementasikan secara luas oleh SLB maupun masyarakat luas," kata Satria.