Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G.Plate meminta produsen perangkat teknologi serta pengembang aplikasi untuk menyediakan lebih banyak pilihan perangkat dan produk berjaringan 5G di Indonesia.
Permintaan itu disampaikan Johnny dengan harapan masyarakat bisa mulai beralih dan memanfaatkan kehadiran jaringan 5G secara lebih optimal.
“Saya minta dukungan kuat tidak hanya dari operator seluler, tapi seluruh ekosistem untuk mewujudkan 5G yang optimal. Ini artinya pabrikan produk handheld (smartphone, tablet) sampai pengembang software menghadirkan teknologi yang memungkinkan 5G Experience bisa dinikmati oleh masyarakat, oleh semua jenis handheld, semua jenis gadget,” kata Johnny dalam acara yang digelar di Jakarta Pusat, Selasa.
Tidak hanya dari segi teknologi fisik (perangkat keras), namun dari segi sistem operasi (perangkat lunak) yang disiapkan di Indonesia pun diharapkan produsen dan pengembang produk bisa mengakomodir pengguna gadget untuk bisa memanfaatkan layanan 5G yang ada.
Johnny mengatakan saat ini berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh Kementerian Kominfo, baru ada sebanyak 32 produk teknologi handheld yang hadir di Indonesia.
Jumlah tersebut pun didominasi hanya oleh beberapa jenama produk ternama yang memang memiliki pasar yang luas.
Tentunya Johnny berharap, di 2022 jumlah gadget dengan kemampuan terkoneksi ke layanan internet 5G di Indonesia semakin banyak dan bervariasi.
“Operator seluler telah mulai melayani,menyediakan layanan 5G. Disaat bersamaan perangkat penerima milik masyarakat dalam bentuk handheld dan gadget juga harus memiliki kemampuan dan membuat software agar layanan 5G bisa digunakan,” ujar Johnny.
Indonesia memulai pemanfaatan jaringan 5G terhitung sejak 2021 dimulai oleh Telkomsel.
Lalu penyedia operator seluler lainnya seperti Indosat Ooredoo dan XL Axiata tak lama mengikuti jejak Telkomsel untuk mulai mengenalkan jaringan 5G.
Ada pun saat ini jaringan 5G sudah dapat digunakan di sembilan wilayah di Indonesia seperti Jabodetabek, Bandung, Batam, Balikpapan, Makassar, Surakarta, Surabaya, Denpasar, dan Medan.
Permintaan itu disampaikan Johnny dengan harapan masyarakat bisa mulai beralih dan memanfaatkan kehadiran jaringan 5G secara lebih optimal.
“Saya minta dukungan kuat tidak hanya dari operator seluler, tapi seluruh ekosistem untuk mewujudkan 5G yang optimal. Ini artinya pabrikan produk handheld (smartphone, tablet) sampai pengembang software menghadirkan teknologi yang memungkinkan 5G Experience bisa dinikmati oleh masyarakat, oleh semua jenis handheld, semua jenis gadget,” kata Johnny dalam acara yang digelar di Jakarta Pusat, Selasa.
Tidak hanya dari segi teknologi fisik (perangkat keras), namun dari segi sistem operasi (perangkat lunak) yang disiapkan di Indonesia pun diharapkan produsen dan pengembang produk bisa mengakomodir pengguna gadget untuk bisa memanfaatkan layanan 5G yang ada.
Johnny mengatakan saat ini berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh Kementerian Kominfo, baru ada sebanyak 32 produk teknologi handheld yang hadir di Indonesia.
Jumlah tersebut pun didominasi hanya oleh beberapa jenama produk ternama yang memang memiliki pasar yang luas.
Tentunya Johnny berharap, di 2022 jumlah gadget dengan kemampuan terkoneksi ke layanan internet 5G di Indonesia semakin banyak dan bervariasi.
“Operator seluler telah mulai melayani,menyediakan layanan 5G. Disaat bersamaan perangkat penerima milik masyarakat dalam bentuk handheld dan gadget juga harus memiliki kemampuan dan membuat software agar layanan 5G bisa digunakan,” ujar Johnny.
Indonesia memulai pemanfaatan jaringan 5G terhitung sejak 2021 dimulai oleh Telkomsel.
Lalu penyedia operator seluler lainnya seperti Indosat Ooredoo dan XL Axiata tak lama mengikuti jejak Telkomsel untuk mulai mengenalkan jaringan 5G.
Ada pun saat ini jaringan 5G sudah dapat digunakan di sembilan wilayah di Indonesia seperti Jabodetabek, Bandung, Batam, Balikpapan, Makassar, Surakarta, Surabaya, Denpasar, dan Medan.