Jayapura (ANTARA) - Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri mengakui dari hasil penyelidikan yang dilakukan anggotanya terungkap adanya indikasi keterlibatan Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dalam kerusuhan yang terjadi di Dekai, ibu kota Kabupaten Yahukimo.

KNPB merupakan salah satu organisasi yang berjuang untuk melepaskan Papua dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Memang ada indikasi keterlibatan KNPB dalam kerusuhan yang diawali dengan demo menolak pemekaran yang terjadi Selasa (15/3), termasuk dari sejumlah unggahan video saat aksi dilakukan.

Selain itu adanya afiliasi dengan Aliansi Mahasiswa Papua Jawa, Bali dan Sumatera (AMP Jabasu) yang juga merupakan perpanjangan tangan dari KNPB, kata Irjen Pol Fakhiri kepada, di Jayapura, Jumat.

Dia menyatakan pula, walaupun sudah ada indikasi tersebut namun anggota masih terus mendalami guna mengungkap sejauh mana keterlibatan KNPB.

Demo penolakan daerah otonomi baru (DOB) yang dilaksanakan di halaman Kantor Kominfo Yahukimo di Dekai awalnya berlangsung damai, namun tiba-tiba para pendemo melakukan aksi pembakaran dan perusakan terhadap ruko-ruko yang ada di sekitarnya.

Melihat aksi tersebut, anggota kepolisian kemudian melakukan tindakan pencegahan guna melindungi masyarakat lainnya, kata Fakhiri seraya menambahkan, akibatnya dua orang meninggal dunia, empat orang terluka termasuk dua anggota Polri.

Ketika ditanya perkembangan tersangka, Kapolda mengaku baru satu orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka yakni L.

Menurut Kapolda, belum ada penambahan tersangka, karena anggota Polres Yahukimo dibantu Satgas Damai Cartenz masih melakukan penyelidikan, agar bila sudah ditetapkan sebagai tersangka telah dilengkapi dengan alat bukti.

Kapolda Papua mengakui saat ini situasi keamanan di Dekai sudah berangsur aman dan aktivitas masyarakat kembali pulih.

Warga yang sebelumnya mengungsi ke Mapolres Yahukimo di Dekai telah kembali ke rumah masing-masing, kata Kapolda Papua pula.

Pewarta : Evarukdijati
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024