Jayapura, Papua (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini membangunkan perekonomian yang disebut "Koridor Mamberamo," dari pembangunan Rumah Produksi Olahan Hasil Laut dan Sembako di Apawer, Kabupaten Mamberamo Raya, Papua.
Dalam keterangan tertulis diterima di Kota Jayapura, Selasa, Mensos Risma mengatakan rumah produksi tersebut menjadi pusat unggulan putra-putri Papua yang dididik dan diasah kemampuan vokasionalnya, termasuk dalam mengembangkan usaha ekonomi.
Selain itu, lokasi tersebut. juga sebagai pengolahan hasil bumi, termasuk hasil pertanian dan hasil laut warga sekitar, sehingga memberi nilai ekonomi.
“Nanti hasil pertanian dari Mamberamo diolah di Sarmi. Setelah ada hasil olahannya, nanti disalurkan ke Jayapura. Karena itu, kami bantu juga dengan truk yang bisa membawa dari Maberamo ke Sarmi, dan dari Sarmi ke Jayapura,” ujar Mensos Risma saat berada di Kabupaten Sarmi.
Di Kabupaten Sarmi, ada dua titik kunjungan Mensos, yakni ke Apawer dan Sarmi Barat. Mensos kemudian mengunjungi Gereja Kristen Indonesia (GKI) Klasis Sarmi Barat dengan perjalanan darat.
Mensos Risma juga menyatakan pendirian Rumah Produksi dan bantuan truk, diharapkan menghidupkan koneksitas Mamberamo-Sarmi-Jayapura, yang dia sebut sebagai “koridor Mamberamo."
Dengan terhubungnya “koridor Mamberamo,” diharapkan membangkitkan perekonomian masyarakat setempat, dan perlahan meningkatkan kesejahteraan mereka.
“Misalnya hasil pertanian buah pepaya. Nanti yang grade 1 bisa dijual, yang grade 2 diolah di sini supaya ada nilai tambah. Yang grade 3 baru dikonsumsi. Untuk distribusi saya siapkan truk. Jadi dengan begitu semoga meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua,” kata Mensos.
Dalam kesempatan tersebut, Mensos Risma juga mendengarkan berbagai aspirasi masyarakat. Salah satu yang ia tangkap adalah perhatian serius warga terhadap pendidikan.
“Mereka menyatakan ingin meningkatkan kualitas pendidikan untuk anak-anak. Saya sudah rencanakan untuk membuat community center, tapi itu perlu adanya kepastian terhadap sustainablity-nya,” kata dia.
Maka ia menghubungi Gereja Kristen Indonesia (GKI) untuk menyediakan lahan yang dibutuhkan. Sejauh ini, terkait penyediaan lahan oleh GKI tidak masalah.
Selain itu dia juga menghubungi Telkom untuk koneksi internet, dan sedang mematangkan pembicaraan dengan PLN untuk listriknya. Jika pasokan tidak bisa bertahan lama, akan disiapkan solar cell.
Mensos Risma juga tengah mengecek air laut setempat untuk mengukur sejauh mana cocok bagi budidaya ikan.
Bersamaan dengan kunjungan tersebut, Mensos menyerahkan bantuan fasilitas air, penanaman bibit pisang, alat pertanian, dan bibit ayam petelur dan kampung senilai total Rp451.020.000. Untuk bantuan fasilitas air sendiri antara lain berupa sumur bor dan genset di Apawer.
Untuk Gereja Kristen Indonesia (GKI) Klasis Sarmi Barat, Mensos menyerahkan bantuan untuk daerah Sarmi Timur, Sarmi Barat, dan Bonggo. Bantuan berupa sumur bor, genset, bibit sapi dan budidaya padi tepatnya untuk Sarmi Timur dengan total bantuan Rp203.030.474.
Lalu untuk Sarmi Barat berupa Rumah Produksi Olahan Hasil Laut dan Sembako untuk isian kios, total Rp188.761.000. Untuk Sarmi, juga diserahkan 2 unit truk dan satu kendaraan operasional senilai total Rp1.204.000.000.
Untuk Bonggo diserahkan bantuan berupa budidaya pertanian, budidaya perikanan tangkap, sumur bor dan genset dengan total Rp124.363.000. Total bantuan untuk Sarmi sebesar Rp2.927.935.000.
Bantuan Kemensos disambut baik tokoh masyarakat setempat. Ketua GKI Klasis Sarmi Barat dan Ketua FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Kabupaten Sarmi Pendeta Yermias Adrian Mofu berharap “Koridor Mamberamo” bisa menghidupkan ekonomi dan membangkitkan kesejahteraan masyarakat.