Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo meminta para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta koperasi dapat membanjiri "marketplace" dengan produk buatan dalam negeri.
"Kita tidak boleh hanya menjadi penonton di tengah masifnya aktivitas perdagangan digital. Kita harus membanjiri 'marketplace', UMKM dan koperasi harus membanjiri 'marketplace' dengan produk-produk dalam negeri, produk-produk UMKM kita," kata Presiden Joko Widodo dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Transformasi Digital dan Pendataan Lengkap Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah tahun 2022 secara virtual di Istana Negara, Jakarta, Senin.
"Marketplace" adalah "platform" di mana para penjual dapat menjual barang atau jasa ke pelanggan tanpa bertemu secara fisik sedangkan pembeli bisa melihat produk apa saja yang dijual. Perusahaan "marketplace" menyediakan "platform" pertemuan penjual dan pembeli lalu perusahaan itu mengambil komisi dari setiap penjualan.
Di Indonesia beberapa perusahaan "marketplace" antara lain Tokopedia, Bukalapak, Shopee, BliBli, JD.ID, Lazada, Bhineka, OLX, Elevania, dan lainnya. Sedangakan perusahaan marketplace luar misalnya Amazon, eBay, Rakuten dan Alibaba.
"Dua tahun kita dilanda pandemi COVID-19 dan digitalisasi telah menjadi solusi bagi para pelaku UMKM dan koperasi untuk bertahan, untuk tumbuh bahkan berkembang di tengah situasi yang sulit, di tengah pembatasan aktivitas dan mobilitas," ungkap Presiden.
Pada masa pandemi COVID-19, menurut Presiden Jokowi, tercatat 17,5 juta pelaku UMKM yang telah masuk ke ekosistem digital.
"Jumlah ini belum cukup dan harus kita tingkatkan. Momentum saat ini harus kita manfaatkan untuk sebaik-baiknya untuk mendorong percepatan transformasi digital. Memiliki kemampuan yang baik untuk memanfaatkan teknologi digital, lebih banyak mengisi 'marketplace', menjadi bagian dari rantai pasok nasional maupun global agar UMKM kita segera naik kelas," tambah Presiden.
Meski begitu, Presiden Jokowi mengakui masih banyak hal yang harus dibenahi dari produk-produk UMKM Indonesia.
"Kita harus membenahi dari hulu sampai hilir. Produk-produk UMKM harus semakin berkualitas harus semakin kompetitif, kita harus benahi bersama-sama 'packaging', kemasannnya, dan 'branding'," ungkap Presiden.
Melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 2 tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional 2021-2024, Presiden Jokowi menyebut ia ingin ekosistem kewirausahaan di Indonesia semakin baik dan akan mendorong lebih banyak kehadiran wirausaha-wirausaha muda.
"Wirausaha-wirausaha muda yang produktif, kreatif dan yang siap memajukan UMKM Indonesia dan siap bersaing di pasar global," tegas Presiden.
Presiden Jokowi juga memberikan target jumlah UMKM yang masuk ke ranah digital hingga 2024.
"Saya titip agar dalam Rakornas ini jumlah UMKM kita yang 'on boarding' digital, yang masuk ke 'marketplace' yang masuk ke 'platform' digital tahun 2022 ini harus mencapai target 20 juta, minimal 20 juta dan meningkat 24 juta di tahun depan 2023 dan 30 juta di tahun 2024 ini target. Kalau semua semua kerja keras, memiliki keinginan yang sama mencapai target yang kita tentukan saya yakin Insya Allah bisa dilakukan," tegas Presiden Jokowi.
"Kita tidak boleh hanya menjadi penonton di tengah masifnya aktivitas perdagangan digital. Kita harus membanjiri 'marketplace', UMKM dan koperasi harus membanjiri 'marketplace' dengan produk-produk dalam negeri, produk-produk UMKM kita," kata Presiden Joko Widodo dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Transformasi Digital dan Pendataan Lengkap Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah tahun 2022 secara virtual di Istana Negara, Jakarta, Senin.
"Marketplace" adalah "platform" di mana para penjual dapat menjual barang atau jasa ke pelanggan tanpa bertemu secara fisik sedangkan pembeli bisa melihat produk apa saja yang dijual. Perusahaan "marketplace" menyediakan "platform" pertemuan penjual dan pembeli lalu perusahaan itu mengambil komisi dari setiap penjualan.
Di Indonesia beberapa perusahaan "marketplace" antara lain Tokopedia, Bukalapak, Shopee, BliBli, JD.ID, Lazada, Bhineka, OLX, Elevania, dan lainnya. Sedangakan perusahaan marketplace luar misalnya Amazon, eBay, Rakuten dan Alibaba.
"Dua tahun kita dilanda pandemi COVID-19 dan digitalisasi telah menjadi solusi bagi para pelaku UMKM dan koperasi untuk bertahan, untuk tumbuh bahkan berkembang di tengah situasi yang sulit, di tengah pembatasan aktivitas dan mobilitas," ungkap Presiden.
Pada masa pandemi COVID-19, menurut Presiden Jokowi, tercatat 17,5 juta pelaku UMKM yang telah masuk ke ekosistem digital.
"Jumlah ini belum cukup dan harus kita tingkatkan. Momentum saat ini harus kita manfaatkan untuk sebaik-baiknya untuk mendorong percepatan transformasi digital. Memiliki kemampuan yang baik untuk memanfaatkan teknologi digital, lebih banyak mengisi 'marketplace', menjadi bagian dari rantai pasok nasional maupun global agar UMKM kita segera naik kelas," tambah Presiden.
Meski begitu, Presiden Jokowi mengakui masih banyak hal yang harus dibenahi dari produk-produk UMKM Indonesia.
"Kita harus membenahi dari hulu sampai hilir. Produk-produk UMKM harus semakin berkualitas harus semakin kompetitif, kita harus benahi bersama-sama 'packaging', kemasannnya, dan 'branding'," ungkap Presiden.
Melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 2 tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional 2021-2024, Presiden Jokowi menyebut ia ingin ekosistem kewirausahaan di Indonesia semakin baik dan akan mendorong lebih banyak kehadiran wirausaha-wirausaha muda.
"Wirausaha-wirausaha muda yang produktif, kreatif dan yang siap memajukan UMKM Indonesia dan siap bersaing di pasar global," tegas Presiden.
Presiden Jokowi juga memberikan target jumlah UMKM yang masuk ke ranah digital hingga 2024.
"Saya titip agar dalam Rakornas ini jumlah UMKM kita yang 'on boarding' digital, yang masuk ke 'marketplace' yang masuk ke 'platform' digital tahun 2022 ini harus mencapai target 20 juta, minimal 20 juta dan meningkat 24 juta di tahun depan 2023 dan 30 juta di tahun 2024 ini target. Kalau semua semua kerja keras, memiliki keinginan yang sama mencapai target yang kita tentukan saya yakin Insya Allah bisa dilakukan," tegas Presiden Jokowi.