Timika (ANTARA) - Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Timika, Papua pada Rabu pagi ini kembali mengerahkan sejumlah personil untuk mencari seorang pendulang emas tradisional yang dilaporkan hanyut terseret arus banjir di Sungai Mile 28 pada Selasa (19/4).
Kasubsie Operasi Kantor SAR Timika Syahril di Timika, Rabu, mengatakan jajarannya mengerahkan dua unit perahu karet untuk melakukan pencarian pendulang bernama Egiono Fatmil, berusia 23 tahun itu.
"Kami akan memperluas area pencarian mulai dari Mile 28 sampai ke muara Pelabuhan Portsite dengan estimasi waktu pencarian sekitar tiga hingga empat jam. Mudah-mudahan akan mendapatkan hasil positif," kata Syahril.
Korban diketahui terseret arus banjir bersama istrinya, Brenda Wenehen, berusia 18 tahun pada Senin (18/4) malam sekitar pukul 20:00 WIT.
Yosep Temorubun selaku keluarga korban saat melaporkan kejadian itu ke Kantor SAR Timika, Selasa (19/4) menerangkan bahwa pasangan suami istri itu nekad menyeberang sungai di Mile 28 untuk pulang ke Timika setelah berhari-hari mendulang butiran emas di lokasi pengendapan tailing PT Freeport Indonesia itu.
Namun nahas, saat berada di tengah sungai, keduanya terseret arus banjir. Mendengar kabar itu, keluarga korban berupaya melakukan pencarian.
Pada Selasa (19/4) siang, korban bernama Brenda Wenehen berhasil ditemukan di Mile 25 dalam kondisi meninggal dunia.
Jenazah korban kemudian dievakuasi ke RSUD Mimika untuk dibersihkan dan selanjutnya pada Selasa (19/4) malam dibawa ke rumah orang tuanya di kawasan Sempan Timika untuk segera dikebumikan pada Rabu pagi ini di Tempat Pemakaman Umum SP1 Timika.
Kasubsie Operasi Kantor SAR Timika Syahril di Timika, Rabu, mengatakan jajarannya mengerahkan dua unit perahu karet untuk melakukan pencarian pendulang bernama Egiono Fatmil, berusia 23 tahun itu.
"Kami akan memperluas area pencarian mulai dari Mile 28 sampai ke muara Pelabuhan Portsite dengan estimasi waktu pencarian sekitar tiga hingga empat jam. Mudah-mudahan akan mendapatkan hasil positif," kata Syahril.
Korban diketahui terseret arus banjir bersama istrinya, Brenda Wenehen, berusia 18 tahun pada Senin (18/4) malam sekitar pukul 20:00 WIT.
Yosep Temorubun selaku keluarga korban saat melaporkan kejadian itu ke Kantor SAR Timika, Selasa (19/4) menerangkan bahwa pasangan suami istri itu nekad menyeberang sungai di Mile 28 untuk pulang ke Timika setelah berhari-hari mendulang butiran emas di lokasi pengendapan tailing PT Freeport Indonesia itu.
Namun nahas, saat berada di tengah sungai, keduanya terseret arus banjir. Mendengar kabar itu, keluarga korban berupaya melakukan pencarian.
Pada Selasa (19/4) siang, korban bernama Brenda Wenehen berhasil ditemukan di Mile 25 dalam kondisi meninggal dunia.
Jenazah korban kemudian dievakuasi ke RSUD Mimika untuk dibersihkan dan selanjutnya pada Selasa (19/4) malam dibawa ke rumah orang tuanya di kawasan Sempan Timika untuk segera dikebumikan pada Rabu pagi ini di Tempat Pemakaman Umum SP1 Timika.