Jayapura (ANTARA) - Akademisi Universitas Cenderawasih (Uncen) menyebutkan Indonesia Presidensi Group of Twenty atau G20 2022 yang dilaksanakan di Bali merupakan salah satu sarana pemerintah untuk mengkampanyekan produk unggulan dari berbagai daerah seperti biji kopi dan buah merah Papua yang bisa "go internasional".
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Uncen Kurniawan Patma kepada Antara di Jayapura, Jumat, mengatakan apalagi tema dalam G20 adalah Recover Together, Recover Stronger atau pulih bersama, lebih kuat sehingga ini menjadi momentum pemerintah guna membangun jaringan terkait pemasaran produk tanah air.
"Kami harapkan ini bisa dilakukan supaya produk nusantara khusus dari Papua bisa dikenal dan orang dari luar negeri sewaktu-waktu bisa membuat agenda di Bumi Cenderawasih," katanya.
Menurut Kurniawan, dalam G20 salah satu masalah yang disoroti yakni krisis ekologi sehingga pihaknya mendorong dalam pelaksanaan kerja sama multilateral tersebut dapat merubah paradigma atau cara pandang bersama untuk penggunaan bahan yang lebih ramah lingkungan.
"Ada beberapa contoh sukses seperti di Kabupaten Keerom, Papua di wilayah itu ada penggunaan solar panel yang mengubah energi matahari menjadi tenaga listrik," ujarnya.
Dia menjelaskan G20 secara langsung akan memantik pertumbuhan ekonomi daerah di masa endemi saat ini dan tentunya mensejahterakan rakyat.
"Mungkin pertumbuhan ekonomi khusus di Bali akan sangat terasa mulai dari sektor pariwisata hingga ke kuliner tapi juga daerah lain di Indonesia demikian karena ada agenda sebelum atau pra pelaksanaan G20 yang dilakukan di beberapa titik di seluruh tanah air," katanya lagi.
Dia menambahkan G20 2022 tersebut merupakan langkah awal untuk produk khas nusantara lebih dikenal luas karena akan menjadi perhatian dari 19 delegasi dari luar negeri.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Uncen Kurniawan Patma kepada Antara di Jayapura, Jumat, mengatakan apalagi tema dalam G20 adalah Recover Together, Recover Stronger atau pulih bersama, lebih kuat sehingga ini menjadi momentum pemerintah guna membangun jaringan terkait pemasaran produk tanah air.
"Kami harapkan ini bisa dilakukan supaya produk nusantara khusus dari Papua bisa dikenal dan orang dari luar negeri sewaktu-waktu bisa membuat agenda di Bumi Cenderawasih," katanya.
Menurut Kurniawan, dalam G20 salah satu masalah yang disoroti yakni krisis ekologi sehingga pihaknya mendorong dalam pelaksanaan kerja sama multilateral tersebut dapat merubah paradigma atau cara pandang bersama untuk penggunaan bahan yang lebih ramah lingkungan.
"Ada beberapa contoh sukses seperti di Kabupaten Keerom, Papua di wilayah itu ada penggunaan solar panel yang mengubah energi matahari menjadi tenaga listrik," ujarnya.
Dia menjelaskan G20 secara langsung akan memantik pertumbuhan ekonomi daerah di masa endemi saat ini dan tentunya mensejahterakan rakyat.
"Mungkin pertumbuhan ekonomi khusus di Bali akan sangat terasa mulai dari sektor pariwisata hingga ke kuliner tapi juga daerah lain di Indonesia demikian karena ada agenda sebelum atau pra pelaksanaan G20 yang dilakukan di beberapa titik di seluruh tanah air," katanya lagi.
Dia menambahkan G20 2022 tersebut merupakan langkah awal untuk produk khas nusantara lebih dikenal luas karena akan menjadi perhatian dari 19 delegasi dari luar negeri.