Jayapura (ANTARA) - Pedagang di Jayapura mengharapkan pelonggaran aktifitas yang diberlakukan pemerintah daerah setempat dapat meningkatkan pendapatan selama pandemi COVID-19 ini.

Penjual es kelapa muda di Skyland, Kota Jayapura Ina Ohee kepada Antara di Jayapura, Minggu, mengatakan dengan adanya pelonggaran aktifitas masyarakat bisa lebih banyak datang untuk menikmati es kelapa muda tempatnya berjualan seperti dulu.

"Semenjak ada COVID, kami tidak bisa maksimal berjualan sehingga pendapatan juga menurun drastis, kini sudah mulai normal kami harap dapat naik lagi pendapatan," katanya.

Menurut Ina, sebelum pemerintah melonggarkan aktifitas masyarakat dalam sebulan dirinya bisa menghasilkan Rp700 ribu hingga Rp1 juta.

"Saat situasi pandemi COVID-19 kemarin saya hanya dapat Rp500 ribu dalam sebulan," ujarnya.

Dia menjelaskan buah kelapa yang didatangkan dirinya berasal dari Koya (Kota Jayapura), Arso (Kabupaten Keerom) dan Genyem (Kabupaten Jayapura).

"Dalam sehari itu saya bisa beli 100 sampai 150 buah dan dijual pun bisa dua hari baru habis kalau tidak berarti dibuang," katanya lagi.

Dia menambahkan selain itu, jenis buah kelapa yang serabutnya berwarna merah muda paling banyak dicari oleh konsumen untuk dikonsumsi tetapi jika tidak ada berarti yang berwarna hijau.

"Ada juga kelapa merah muda yang dibakar, itu paling banyak dipesan kalau satu hari bisa habis 50 buah itu pun saat lagi ramai pembeli tapi kalau tidak hanya 30 buah," ujarnya lagi.

Sedangkan harga es kelapa muda berbeda-beda yakni kelapa yang serabutnya merah muda dijual Rp30 ribu per buah, kelapa hijau yang dicampur sirup Rp25 sedangkan yang dicampur dengan gula merah Rp30 ribu.

"Ada yang Rp60 ribu jika dicampur rempah dan buah kelapa yang dibakar (original) seharga Rp50 ribu," katanya.

Senada dengan Ina, penjual es kelapa muda lain di Kota Jayapura Yeni mengatakan kini konsumen mulai banyak membeli es kelapa di tempatnya pasca kebijakan pemerintah melonggarkan aktivitas masyarakat.

"Karena sebelumnya ada kelapa yang tidak habis dan kami buang karena sudah busuk," katanya.

Pewarta : Ardiles Leloltery
Editor : Hendrina Dian Kandipi
Copyright © ANTARA 2024