Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua mengapresiasi upaya yang dilakukan Yayasan Pembangunan Masyarakat Adat setempat untuk menjaga alam dengan melakukan penanaman bibit pohon.
Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Provinsi Papua, Jan Jap Ormuseray dalam siaran pers yang diterima Antara di Jayapura, Kamis, mengatakan pihaknya sangat mendukung penuh setiap kegiatan yang dapat melindungi dan melestarikan alam.
"Kami memberikan apresiasi dan penghargaan untuk setiap upaya-upaya yang dilakukan untuk menjaga dan melestarikan bumi seperti yang dilakukan yayasan pembangunan masyarakat adat," katanya.
Menurut Jan, hutan Papua sebagai salah satu paru-paru dunia sehingga Pemprov Papua telah memutuskan untuk kawasan hutan tetap dipertahankan lebih dari 80 persen.
"Dengan menyadari bahwa hutan Papua harus tetap dijaga maka hutan Papua hari ini betul-betul menjadi perhatian dari seluruh dunia," ujarnya.
Dia menjelaskan pada pertemuan tahunan Governors Climate and Forest (GCF) Task Force Annual Meeting ke-14 pada 2021 yang diikuti Gubernur Lukas Enambe di Brazil di mana negara-negara di dunia juga mengakui bahwa hutan di Papua masih relatif jauh lebih baik jika dibandingkan dengan negara lain.
"Bahkan secara aklamasi sebanyak 39 negara di dunia menunjuk Papua sebagai tuan rumah dari pertemuan tahunan GCF Task Force yang akan dilaksanakan pada 2023," katanya lagi.
Dia menambahkan inilah salah satu indikator untuk menilai bahwa upaya bersama Pemerintah Provinsi Papua bersama dengan masyarakat adat untuk mempertahankan hutan yang selama ini jauh lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lain maupun daerah lain di Indonesia.
"Sehingga ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain karena hubungan antara pemerintah, para ondoafi, kepala suku di Papua terkait dengan upaya pelestarian dan menjaga kearifan lokal dengan pelestarian hutan dan lingkungan ini berjalan dengan sangat baik," ujarnya lagi.
Sekadar untuk diketahui Jan Ormuseray hadir sebagai narasumber pada diskusi terbatas tentang pentingnya pelestarian hutan di Papua dan ditindaklanjuti dengan rencana aksi penanaman pohon yang berlangsung di Kantor Dewan Adat Papua Wilayah Tabi, di Kleblouw, Kampung Asei Kecil, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (14/6) yang digelar oleh Yayasan Pembangunan Masyarakat Adat Papua.
Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Provinsi Papua, Jan Jap Ormuseray dalam siaran pers yang diterima Antara di Jayapura, Kamis, mengatakan pihaknya sangat mendukung penuh setiap kegiatan yang dapat melindungi dan melestarikan alam.
"Kami memberikan apresiasi dan penghargaan untuk setiap upaya-upaya yang dilakukan untuk menjaga dan melestarikan bumi seperti yang dilakukan yayasan pembangunan masyarakat adat," katanya.
Menurut Jan, hutan Papua sebagai salah satu paru-paru dunia sehingga Pemprov Papua telah memutuskan untuk kawasan hutan tetap dipertahankan lebih dari 80 persen.
"Dengan menyadari bahwa hutan Papua harus tetap dijaga maka hutan Papua hari ini betul-betul menjadi perhatian dari seluruh dunia," ujarnya.
Dia menjelaskan pada pertemuan tahunan Governors Climate and Forest (GCF) Task Force Annual Meeting ke-14 pada 2021 yang diikuti Gubernur Lukas Enambe di Brazil di mana negara-negara di dunia juga mengakui bahwa hutan di Papua masih relatif jauh lebih baik jika dibandingkan dengan negara lain.
"Bahkan secara aklamasi sebanyak 39 negara di dunia menunjuk Papua sebagai tuan rumah dari pertemuan tahunan GCF Task Force yang akan dilaksanakan pada 2023," katanya lagi.
Dia menambahkan inilah salah satu indikator untuk menilai bahwa upaya bersama Pemerintah Provinsi Papua bersama dengan masyarakat adat untuk mempertahankan hutan yang selama ini jauh lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lain maupun daerah lain di Indonesia.
"Sehingga ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain karena hubungan antara pemerintah, para ondoafi, kepala suku di Papua terkait dengan upaya pelestarian dan menjaga kearifan lokal dengan pelestarian hutan dan lingkungan ini berjalan dengan sangat baik," ujarnya lagi.
Sekadar untuk diketahui Jan Ormuseray hadir sebagai narasumber pada diskusi terbatas tentang pentingnya pelestarian hutan di Papua dan ditindaklanjuti dengan rencana aksi penanaman pohon yang berlangsung di Kantor Dewan Adat Papua Wilayah Tabi, di Kleblouw, Kampung Asei Kecil, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (14/6) yang digelar oleh Yayasan Pembangunan Masyarakat Adat Papua.