Jayapura (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Pertanian dan Pangan setempat mendorong agar masyarakat dan dinas di Kabupaten Lanny Jaya mengubah masa tanam dan panen ubi jalar.
 
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua Semuel Siriwa di Jayapura, Selasa, mengatakan upaya tersebut perlu dilakukan sebagai upaya mitigasi peristiwa alam embun beku.
 
“Dulu pernah ada Fakultas Pertanian melakukan kajian di sana sehingga peristiwa alam ini sebenarnya terjadi pada periode tertentu dan hanya bisa diatasi dengan budidaya ubi jalar karena tanaman ini sudah beradaptasi disana,” katanya.
 
Menurut Samuel, sebagai contoh jika peristiwa alam ini terjadi di bulan Juli dan Agustus, maka masa tanam ubi jalar itu harus majukan, sehingga bisa dipanen sebelum Juli untuk ketahanan pangan.
 
"Masyarakat setempat sudah sangat pintar bagaimana cara budidaya ubi jalar, tapi mungkin kurang antisipasi masif untuk menyiapkan ketersediaan komoditi ini dalam menghadapi peristiwa alam embun beku itu," ujarnya.
 
Saat ini, tambah dia, masyarakat setempat juga lebih memahami bagaimana menyimpan ubi jalar di dalam tanah sehingga bisa dipanen secara bertahap.
 
"Tapi dengan munculnya beras raskin dan beras murah ini telah mengubah pola konsumsi masyarakat setempat, jadi kita harus terus pertahankan pangan lokal,” katanya lagi.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua mencatat terdapat tiga kampung di Lanny Jaya yakni Kampung Kuyawage, Kampung Lauren dan Kampung Jugu Nomba yang terdampak fenomena embun beku sejak awal Juni 2022.
 
Sebanyak 56 lahan perkebunan ubi jalar dan sayur-sayuran di Kampung Lauren dan Jugu Nomba mengalami kerusakan akibat fenomena alam ini. Kondisi ini membuat 269 jiwa di daerah itu kesulitan pangan.

Pewarta : Qadri Pratiwi
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024