Wamena (ANTARA) - Yayasan Berkat Lestari (YBL) bekerja sama dengan United Nations Children Fund (UNICEF) siap membantu Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua menekan jumlah tuna aksara di kabupaten ini.
Fasilitator YBL yang bekerja sama dengan UNICEF, Christoforus Jontang di Wamena, Rabu, mengatakan dari hasil kampanye pendidikan atau program literasi baca tulis ke daerah-daerah pinggiran, ada orang tua penyandang tuna aksara yang ingin belajar.
"Dalam kampanye pendidikan itu, ada orang-orang tua yang mau diajarkan baca tulis. Untuk tenaga kami siap namun yang terpenting ada dalu kelompok pemuda yang peduli dengan aksara dan mau mengumpulkan orang tua untuk diajarkan membaca dan menulis," katanya.
Ia mengatakan untuk mengajarkan baca tulis kepada tuna aksara sangat mudah jika menggunakan metode sembilan komponen literasi yang diberikan UNICEF kepada YBL. Tetapi saat ini yayasan itu masih fokus pada literasi di sekolah-sekolah.
Dalam menjalankan program literasi di sekolah-sekolah di kawasan pinggiran, pihaknya bekerja sama dengan dinas pendidikan setempat.
"Untuk program literasi ini kita ingin menggaungkan sampai ke pelosok
khususnya bagi wilayah yang baca tulisnya masih rendah. Hanya saja sekarang kita masih terfokus ke sekolah-sekolah terlebih dahulu," katanya.
Ia memastikan program literasi di Jayawijaya sudah dilakukan sejak Tahun 2015 dan hingga kini masih berjalan.
"Untuk program literasi, tahun ini kami baru lima sekolah. Namun ke depannya tidak menutup kemungkinan akan masuk kembali ke sekolah-sekolah yang ada di ring tiga, terutama memberikan pelayanan kepada masyarakat umum yang tingkat baca tulisnya masih belum bisa," katanya.
Fasilitator YBL yang bekerja sama dengan UNICEF, Christoforus Jontang di Wamena, Rabu, mengatakan dari hasil kampanye pendidikan atau program literasi baca tulis ke daerah-daerah pinggiran, ada orang tua penyandang tuna aksara yang ingin belajar.
"Dalam kampanye pendidikan itu, ada orang-orang tua yang mau diajarkan baca tulis. Untuk tenaga kami siap namun yang terpenting ada dalu kelompok pemuda yang peduli dengan aksara dan mau mengumpulkan orang tua untuk diajarkan membaca dan menulis," katanya.
Ia mengatakan untuk mengajarkan baca tulis kepada tuna aksara sangat mudah jika menggunakan metode sembilan komponen literasi yang diberikan UNICEF kepada YBL. Tetapi saat ini yayasan itu masih fokus pada literasi di sekolah-sekolah.
Dalam menjalankan program literasi di sekolah-sekolah di kawasan pinggiran, pihaknya bekerja sama dengan dinas pendidikan setempat.
"Untuk program literasi ini kita ingin menggaungkan sampai ke pelosok
khususnya bagi wilayah yang baca tulisnya masih rendah. Hanya saja sekarang kita masih terfokus ke sekolah-sekolah terlebih dahulu," katanya.
Ia memastikan program literasi di Jayawijaya sudah dilakukan sejak Tahun 2015 dan hingga kini masih berjalan.
"Untuk program literasi, tahun ini kami baru lima sekolah. Namun ke depannya tidak menutup kemungkinan akan masuk kembali ke sekolah-sekolah yang ada di ring tiga, terutama memberikan pelayanan kepada masyarakat umum yang tingkat baca tulisnya masih belum bisa," katanya.