Wamena (ANTARA) - Komandan Korem 172/Praja Wira Yakti (PWY), Brigjen TNI Juinta Omboh Sembiring melakukan tanam padi perdana di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua sebagai bagian dari mendorong semangat masyarakat mempertahankan ketersediaan pangan.
Danrem Juinta Sembiring saat di Distrik Asolokobal, Rabu, mengatakan sebagai langkah awal, anggota Kodim 1702 baru memotivasi masyarakat Distrik Asolokobal dan ke depan akan berkembang ke distrik lain.
"Di Asolokobal sini ada 14 hektare lahan potensial dan berkat kerja keras Dandim, Babinsa, Danramil serta masyarakat, lahan yang sudah siap ditanam hari ini adalah tujuh hektare," katanya.
TNI menyadari bahwa makanan pokok masyarakat di Jayawijaya adalah umbi namun kebutuhan terhadap beras juga tinggi karena setiap hari masih didatangkan dari luar Jayawijaya.
"Sehingga muda-mudahan dengan adanya pembukaan kembali lahan yang sudah tujuh tahun tidur, bisa memacu, mendorong petani di wilayah lainnya," katanya.
Ia memerintahkan Komandan Kodim 1702 Jayawijaya untuk terus membangun koordinasi dengan berbagai pihak agar upaya penyediaan pangan itu tidak hanya di Asolokobal saja.
"Saya berharap keberlanjutan nya ada pembukaan lahan lagi. Jangan cuma di sini saja. Pendampingan, pemupukan sampai nanti pemasaran kalau bisa dilakukan untuk tetap berkolaborasi dengan didampingi para Babinsa yang ada," katanya.
Wakil Bupati Jayawijaya Marthin Yogobi yang hadir pada tanam padi perdana yang diprakarsai TNI, mengapresiasi tindakan nyata TNI membantu pemerintah membangkitkan semangat masyarakat untuk bertani.
"Kami sebagai pemerintah sangat mendukung, menyampaikan terimakasih karena melakukan terobosan luar biasa, menggarap lahan tidur yang sudah lama ditinggalkan tetapi itu bisa berfungsi untuk ditanami padi," katanya.
Komandan Kodim (Dandim) 1702 Jayawijaya Letkol Cpn Athenius Murip mengatakan Jayawijaya memiliki potensi pengembangan lahan persawahan terbesar di bandingkan sejumlah kabupaten lainnya di Pegunungan Papua dan itu yang hendak digarap anggota agar memberikan penghasilan bagi petani.
Athenius mengatakan hampir 90 persen lahan persawahan yang pernah digarap sekitar Tahun 1985 di Jayawijaya tidak lagi aktif.
"Tidak aktif karena alasan pandemi COVID-19 bahkan yang lain, sehingga dengan kehadiran saya ditunjuk sebagai Dandim, melihat potensi itu, kita kembangkan. Sekarang kita awali di Kampung Helaluba, yang dibina oleh Ketua Kelompok Poli Wetapo," katanya.
Saat ini pihak Kodim baru mendampingi petani setempat untuk menanam 32 petak sawah dan nantinya akan dibuka persawahan lain sebab sepanjang pinggiran Sungai Baliem sangat baik untuk budi daya padi.
"Kami punya mimpi 2.000 petak bisa dikembangkan, tidak muluk-muluk. Tentu dengan libatkan semua pemangku kepentingan baik pemerintah daerah, barangkali ditangkap juga oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian, kita kita harap untuk berkembang," katanya.
Sebelum tanam padi, Dandrem juga menyerahkan sejumlah paket bantuan sembilan bahan pokok kepada masyarakat sekitar.
Danrem Juinta Sembiring saat di Distrik Asolokobal, Rabu, mengatakan sebagai langkah awal, anggota Kodim 1702 baru memotivasi masyarakat Distrik Asolokobal dan ke depan akan berkembang ke distrik lain.
"Di Asolokobal sini ada 14 hektare lahan potensial dan berkat kerja keras Dandim, Babinsa, Danramil serta masyarakat, lahan yang sudah siap ditanam hari ini adalah tujuh hektare," katanya.
TNI menyadari bahwa makanan pokok masyarakat di Jayawijaya adalah umbi namun kebutuhan terhadap beras juga tinggi karena setiap hari masih didatangkan dari luar Jayawijaya.
"Sehingga muda-mudahan dengan adanya pembukaan kembali lahan yang sudah tujuh tahun tidur, bisa memacu, mendorong petani di wilayah lainnya," katanya.
Ia memerintahkan Komandan Kodim 1702 Jayawijaya untuk terus membangun koordinasi dengan berbagai pihak agar upaya penyediaan pangan itu tidak hanya di Asolokobal saja.
"Saya berharap keberlanjutan nya ada pembukaan lahan lagi. Jangan cuma di sini saja. Pendampingan, pemupukan sampai nanti pemasaran kalau bisa dilakukan untuk tetap berkolaborasi dengan didampingi para Babinsa yang ada," katanya.
Wakil Bupati Jayawijaya Marthin Yogobi yang hadir pada tanam padi perdana yang diprakarsai TNI, mengapresiasi tindakan nyata TNI membantu pemerintah membangkitkan semangat masyarakat untuk bertani.
"Kami sebagai pemerintah sangat mendukung, menyampaikan terimakasih karena melakukan terobosan luar biasa, menggarap lahan tidur yang sudah lama ditinggalkan tetapi itu bisa berfungsi untuk ditanami padi," katanya.
Komandan Kodim (Dandim) 1702 Jayawijaya Letkol Cpn Athenius Murip mengatakan Jayawijaya memiliki potensi pengembangan lahan persawahan terbesar di bandingkan sejumlah kabupaten lainnya di Pegunungan Papua dan itu yang hendak digarap anggota agar memberikan penghasilan bagi petani.
Athenius mengatakan hampir 90 persen lahan persawahan yang pernah digarap sekitar Tahun 1985 di Jayawijaya tidak lagi aktif.
"Tidak aktif karena alasan pandemi COVID-19 bahkan yang lain, sehingga dengan kehadiran saya ditunjuk sebagai Dandim, melihat potensi itu, kita kembangkan. Sekarang kita awali di Kampung Helaluba, yang dibina oleh Ketua Kelompok Poli Wetapo," katanya.
Saat ini pihak Kodim baru mendampingi petani setempat untuk menanam 32 petak sawah dan nantinya akan dibuka persawahan lain sebab sepanjang pinggiran Sungai Baliem sangat baik untuk budi daya padi.
"Kami punya mimpi 2.000 petak bisa dikembangkan, tidak muluk-muluk. Tentu dengan libatkan semua pemangku kepentingan baik pemerintah daerah, barangkali ditangkap juga oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian, kita kita harap untuk berkembang," katanya.
Sebelum tanam padi, Dandrem juga menyerahkan sejumlah paket bantuan sembilan bahan pokok kepada masyarakat sekitar.