Sentani (ANTARA) -
Produk biji kakao dari petani Grime Nawa, Kabupaten Jayapura, Papua yang dipamerkan saat Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI di wilayah Adat Tabi telah menembus pasar luar negeri yakni Jepang.
Manajer Marketing PT Kakao Kita Papua, Akiko Tsuru dalam siaran pers yang diterima Antara di Jayapura, Selasa, mengatakan pada penutupan KMAN VI pihaknya memamerkan produk kakao petani dari Grime Nawa yang diolah menjadi ice cream, kakao bubuk dan aneka kue serta minuman panas kakao.
“Jadi yang kami tampilkan ini produk biji kakao dari petani di Grime Nawa,” katanya.
Menurut Akiko, pihaknya telah mengekspr olahan biji kakao melalui Jember, Provinsi Jawa Timur ke Jepang.
“Sementara yang dijual di Papua baru di Kafe Kakao Kita, Kota Jayapura ada juga di beberapa Alfa Midi di Kota Jayapura,” ujarnya.
Dia menjelaskan pihaknya mengaku memperoleh biji kakao dari petani di Kampung Berab, Klaisu, Aib dan daerah lain di Grime Nawa di mana biji kakao dibeli dengan harga Rp28 ribu per kilogram.
“Kami tidak beli dari penadah atau pihak lain, tapi kami beli langsung dari petani,” katanya lagi.
Dia menambahkan pihaknya berharap petani di kakao di Grime Nawa tetap menjadi mitra terbaik dan bukan sekadar objek dalam bisnis.
Produk biji kakao dari petani Grime Nawa, Kabupaten Jayapura, Papua yang dipamerkan saat Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI di wilayah Adat Tabi telah menembus pasar luar negeri yakni Jepang.
Manajer Marketing PT Kakao Kita Papua, Akiko Tsuru dalam siaran pers yang diterima Antara di Jayapura, Selasa, mengatakan pada penutupan KMAN VI pihaknya memamerkan produk kakao petani dari Grime Nawa yang diolah menjadi ice cream, kakao bubuk dan aneka kue serta minuman panas kakao.
“Jadi yang kami tampilkan ini produk biji kakao dari petani di Grime Nawa,” katanya.
Menurut Akiko, pihaknya telah mengekspr olahan biji kakao melalui Jember, Provinsi Jawa Timur ke Jepang.
“Sementara yang dijual di Papua baru di Kafe Kakao Kita, Kota Jayapura ada juga di beberapa Alfa Midi di Kota Jayapura,” ujarnya.
Dia menjelaskan pihaknya mengaku memperoleh biji kakao dari petani di Kampung Berab, Klaisu, Aib dan daerah lain di Grime Nawa di mana biji kakao dibeli dengan harga Rp28 ribu per kilogram.
“Kami tidak beli dari penadah atau pihak lain, tapi kami beli langsung dari petani,” katanya lagi.
Dia menambahkan pihaknya berharap petani di kakao di Grime Nawa tetap menjadi mitra terbaik dan bukan sekadar objek dalam bisnis.