Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua mengharapkan dengan digelarnya Border Liaison Meeting ( BLM) di Jayapura dapat meningkatkan konektivitas antara dua negara yakni Indonesia dan Papua Nugini (PNG).

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Papua Ridwan Rumasukun di Jayapura, Rabu, mengatakan Border Liaison Meeting merupakan pertemuan antar pejabat dari kedua negara yang membahas berbagai permasalahan di perbatasan RI-PNG.

"Akibat merebaknya pandemi COVID-19 di seluruh dunia menyebabkan pelaksanaan BLM juga ditiadakan sementara sehingga baru kini digelar kembali," katanya.

Menurut Ridwan, Provinsi Papua kini sudah dimekarkan menjadi empat provinsi yakni dengan bertambahnya tiga daerah otonomi baru (DOB) yaitu Provinsi Papua Tengah, Papua Pegunungan dan Papua Selatan. 
 
"Dari tiga DOB, dua di antaranya memiliki wilayah yang berbatasan langsung dengan PNG yaitu Papua Pegunungan yakni Kabupaten Pegunungan Bintang dan Papua Selatan yaitu Kabupaten Merauke dan Kabupaten Boven Digoel," ujarnya.

Dia menjelaskan dalam Border Liaison Meeting akan dibahas berbagai agenda di antaranya pembangunan infrastruktur di perbatasan RI-PNG, peningkatan konektivitas kerjasama dalam sektor strategis antara lain perdagangan, pendidikan, pelatihan ketenagakerjaan dan lainnya. 

"Diharapkan agenda yang telah disepakati nantinya dibahas di forum yang lebih tinggi yaitu Joint Border Committee (JBC) yang dijadwalkan berlangsung pada15 Desember 2022 di Bogor," katanya lagi.

Dalam Border Liaison Meeting RI-PNG yang berlangsung sehari tersebut, delegasi Indonesia dipimpin Konjen RI di Vanimo, PNG Allen Simarmata dan delegasi PNG dipimpin Konjen PNG di Jayapura Col. Geoffrey L. Wiri. 

 
Baca juga: BLM RI-PNG dijadwalkan berlangsung di Jayapura 12-13 Desember
 

Menelisik Pos perbatasan RI – Papua Nugini

 

Pewarta : Evarukdijati
Editor : Hendrina Dian Kandipi
Copyright © ANTARA 2024