Jayapura (ANTARA) - Anggota Komisi I DPRP Papua Yonas Nusi berharap pengusaha dan pemerintah daerah mendampingi masyarakat dalam mengelola sumber daya alam (SDA) yang dimiliki.
Pendampingan itu, ujar Yonas Nusi kepada Antara di Jayapura, Selasa, perlu dilakukan mengingat hingga kini masyarakat Papua merupakan masih menjadi masyarakat konsumtif karena sebagian besar kebutuhan harus didatangkan dari luar.
Pendampingan itu, ujar Yonas Nusi kepada Antara di Jayapura, Selasa, perlu dilakukan mengingat hingga kini masyarakat Papua merupakan masih menjadi masyarakat konsumtif karena sebagian besar kebutuhan harus didatangkan dari luar.
Apalagi, lanjutnya, sumber daya alam di Papua melimpah namun hingga kini masyarakat khususnya orang asli Papua (OAP) belum mampu mengelolanya secara maksimal.
"Ada beberapa daerah yang terkenal dengan kopi namun hingga kini masih sulit untuk didapatkan di pasaran, " katanya.
Disebutkan bahwa setiap daerah termasuk di tiga daerah otonomi baru (DOB) di Papua memiliki kekayaan alam yang melimpah sehingga dengan adanya pendampingan dan pengusaha yang menampung hasil produksi masyarakat diharapkan hasilnya lebih dirasakan.
Selama ini, ujar dia, masyarakat menjual hasil pertanian, perkebunan maupun perikanan langsung ke pasar sehingga biaya yang dikeluarkan tinggi dan belum tentu semua laku terjual.
"Bahkan masih dijumpai masyarakat menjual terpaksa menukar dagangannya dengan barang kebutuhan sehari-hari karena tidak laku terjual," kata Nusi yang menjadi anggota DPRD Papua melalui mekanisme pengangkatan wilayah adat Saireri.
Yonas mengatakan, saat ini sedang merangkul masyarakat di wilayah adat Seireri untuk mengumpulkan hasil laut dan dijual ke Jayapura. Kawasan Seireri memang memiliki sumber daya alam yang melimpah baik perkebunan seperti coklat dan kopi serta perikanan, jelas Yonas Nusi yang juga menjabat sebagai Ketua Garuda Merah Putih Papua.
Disebutkan, wilayah adat Seireri meliputi Kabupaten Biak Numfor, Supiori, Kepulauan Yapen, Nabire dan Kabupaten Waropen.