Biak (ANTARA) - Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) Kabupaten Biak Numfor, Papua, sejak awal 2023 hingga awal April 2023 telah mengekspor ikan tuna segar jenis Yellowfin (Sirip Kuning) ke negara tujuan Jepang mencapai tujuh ton.
"Ekspor ikan tuna segar ke Jepang melalui bandara Internasional Narita sudah mulai dibuka lagi setiap minggu," ujar Kepala Dinas Perikanan Biak Numfor Effendi Igrisa terkait ekspor tuna segar ke Jepang, di Biak, Minggu.
Ia mengatakan, sampai sekarang permintaan ekspor ikan tuna segar dilakukan melalui SKPT Biak lewat mitra pelaku usaha perikanan swasta PT Indo Numfor Pasifik.
Effendi mengakui, sebelum dikirim ke Jepang, ikan tuna yang diturunkan dari kapal telah mengalami proses rantai dingin terintegrasi dengan pembuangan pembersihan insang, isi perut dan grading sashimi di Unit Pengolahan Ikan (UPI) dilakukan petugas pengawas kualitas dengan memeriksa kualitas mulai dari tekstur dan warna daging ikan tuna segar.
"Ekspor ikan tuna segar dari Biak Numfor dengan kualitas terbaik diharapkan terus meningkat seiring dengan permintaan pasar di negara tujuan Jepang," harap Kadis Perikanan Effendi.
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP) telah melakukan berbagai upaya pembangunan sektor kelautan dan perikanan di Kabupaten Biak Numfor di antaranya yaitu membangun SKPT Biak dimulai sejak tahun 2017 dengan intervensi kegiatan melalui penyediaan sarana prasarana berupa pembangunan Gudang Beku Terintegrasi (ICS) berkapasitas 200 ton.
Serta membangun Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), infrastruktur pendukung di PPI Fandoi, dan pengadaan sarana berupa 100 unit kapal 3GT beserta alat tangkap dan GPS, kendaraan berpendingin, chest freezer dan cool box untuk menjaga mutu hasil tangkapan nelayan.
Selain itu, melalui bantuan Hibah Pemerintah Jepang melalui JICA, pada tahun 2020-2021 telah dibangun dermaga tambahan PPI Fandoi, Pasar Ikan Fandoi Distrik Biak Kota dan Pasar Ikan Bosnik Distrik Biak Timur.
"Ekspor ikan tuna segar ke Jepang melalui bandara Internasional Narita sudah mulai dibuka lagi setiap minggu," ujar Kepala Dinas Perikanan Biak Numfor Effendi Igrisa terkait ekspor tuna segar ke Jepang, di Biak, Minggu.
Ia mengatakan, sampai sekarang permintaan ekspor ikan tuna segar dilakukan melalui SKPT Biak lewat mitra pelaku usaha perikanan swasta PT Indo Numfor Pasifik.
Effendi mengakui, sebelum dikirim ke Jepang, ikan tuna yang diturunkan dari kapal telah mengalami proses rantai dingin terintegrasi dengan pembuangan pembersihan insang, isi perut dan grading sashimi di Unit Pengolahan Ikan (UPI) dilakukan petugas pengawas kualitas dengan memeriksa kualitas mulai dari tekstur dan warna daging ikan tuna segar.
"Ekspor ikan tuna segar dari Biak Numfor dengan kualitas terbaik diharapkan terus meningkat seiring dengan permintaan pasar di negara tujuan Jepang," harap Kadis Perikanan Effendi.
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP) telah melakukan berbagai upaya pembangunan sektor kelautan dan perikanan di Kabupaten Biak Numfor di antaranya yaitu membangun SKPT Biak dimulai sejak tahun 2017 dengan intervensi kegiatan melalui penyediaan sarana prasarana berupa pembangunan Gudang Beku Terintegrasi (ICS) berkapasitas 200 ton.
Serta membangun Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), infrastruktur pendukung di PPI Fandoi, dan pengadaan sarana berupa 100 unit kapal 3GT beserta alat tangkap dan GPS, kendaraan berpendingin, chest freezer dan cool box untuk menjaga mutu hasil tangkapan nelayan.
Selain itu, melalui bantuan Hibah Pemerintah Jepang melalui JICA, pada tahun 2020-2021 telah dibangun dermaga tambahan PPI Fandoi, Pasar Ikan Fandoi Distrik Biak Kota dan Pasar Ikan Bosnik Distrik Biak Timur.