Jayapura (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Papua mencatat sekurangnya 12.429 warga setempat mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dalam enam bulan atau pada semester pertama tahun 2023.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Edward Sihotang di Jayapura, Kamis mengatakan pihaknya mencatat ISPA yang tertinggi di wilayah Sentani mencapai 3.031 kejadian dan kejadian Distrik Unurum Guay 1.060 kasus.
"Jadi kami mengintervensi itu dengan memberikan asupan gizi bagi masyarakat seperti memberikan vitamin kepada balita dan ibu hamil saat posyandu," katanya.
Menurut Sihotang, pihaknya telah memberikan peringatan kepada untuk puskesmas di Kabupaten Jayapura agar melakukan promosi supaya peningkatan kasus ISPA tidak meningkat apalagi saat perubahan iklim El Nino yang diprediksikan puncak kemarau pada Agustus-September 2023.
"Kondisi yang terjadi bukan hanya terkait situasi lingkungan tetapi faktor penyebab ISPA memang cukup besar seperti perubahan iklim El Nino di mana suhu udara menjadi sangat panas sehingga bakteri mudah masuk ke pernapasan," ujarnya.
Dia menjelaskan pihaknya akan terus memantau dengan memberikan edukasi dan melakukan pengobatan dengan tepat kemudian layanan kesehatan lingkungan.
"Terutama di distrik-distrik yang kasus ISPA masih cukup tinggi seperti Unurum Guay, Yapsi dan Sentani Timur di mana masih di angka seribu," katanya lagi.
Dia menambahkan selain ISPA ada beberapa hal yang dikhawatirkan saat perubahan iklim El Nino seperti stunting karena akan mengganggu ketahanan pangan sehingga angka stunting bisa meningkat.
"Sehingga kami telah mengeluarkan surat edaran terkait pemberian makanan tambahan agar digencarkan dilakukan pada periode Juli-September 2023," ujarnya lagi.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Edward Sihotang di Jayapura, Kamis mengatakan pihaknya mencatat ISPA yang tertinggi di wilayah Sentani mencapai 3.031 kejadian dan kejadian Distrik Unurum Guay 1.060 kasus.
"Jadi kami mengintervensi itu dengan memberikan asupan gizi bagi masyarakat seperti memberikan vitamin kepada balita dan ibu hamil saat posyandu," katanya.
Menurut Sihotang, pihaknya telah memberikan peringatan kepada untuk puskesmas di Kabupaten Jayapura agar melakukan promosi supaya peningkatan kasus ISPA tidak meningkat apalagi saat perubahan iklim El Nino yang diprediksikan puncak kemarau pada Agustus-September 2023.
"Kondisi yang terjadi bukan hanya terkait situasi lingkungan tetapi faktor penyebab ISPA memang cukup besar seperti perubahan iklim El Nino di mana suhu udara menjadi sangat panas sehingga bakteri mudah masuk ke pernapasan," ujarnya.
Dia menjelaskan pihaknya akan terus memantau dengan memberikan edukasi dan melakukan pengobatan dengan tepat kemudian layanan kesehatan lingkungan.
"Terutama di distrik-distrik yang kasus ISPA masih cukup tinggi seperti Unurum Guay, Yapsi dan Sentani Timur di mana masih di angka seribu," katanya lagi.
Dia menambahkan selain ISPA ada beberapa hal yang dikhawatirkan saat perubahan iklim El Nino seperti stunting karena akan mengganggu ketahanan pangan sehingga angka stunting bisa meningkat.
"Sehingga kami telah mengeluarkan surat edaran terkait pemberian makanan tambahan agar digencarkan dilakukan pada periode Juli-September 2023," ujarnya lagi.