Sentani (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menilai bahwa Kurikulum Merdeka Belajar (KMB) di Provinsi Papua peningkatannya sangat signifikan.

Pengembang Ahli Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek, Taufiq Damarjati menjawab pertanyaan ANTARA di Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin mengatakan tahun 2023 peningkatan pengaplikasian KMB di sekolah-sekolah di Papua sangat luar biasa dibandingkan dengan tahun lalu.

“Saya lupa nilainya tetapi dapat saya pastikan progresnya sangat meningkat, itu dapat dibuktikan ketika kita mencari sekolah yang mau dijadikan model itu tidak sulit, berbeda dengan tahun lalu,” katanya.

Menurut dia tahun lalu itu begitu sulit karena masih banyak satuan pendidikan dari SD-SMA/SMK di Papua belum menerapkan KMB.

“Kurikulum Merdeka itu sangat terbuka dengan semua hal termasuk adat dan budaya, karena kontekstualisasi pembelajaran, integrasi muatan lokal ke dalam pembelajaran intrakurikuler sangat dimungkinkan dalam kurikulum tersebut,” katanya.

Ia menjelaskan kebebasan dalam proses pembelajaran inilah yang menjadi nilai tambah sehingga diharapkan KMB dapat diterapkan diseluruhi sekolah di tanah Papua.

“Sebetulnya semua sekolah dan sepanjang sekolah tersebut mau maka bisa diterapkan kurikulum merdeka, karena yang biasa terjadi adanya ketakutan dari pihak sekolah sehingga belum mau menerapkan KMB,” katanya.

Ia menambahkan Kemendikbudristek sudah banyak memberikan referensi penerapan kurikulum merdeka dengan berbagai macam contoh RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), alur tujuan pembelajaran, rencana pembelajaran sudah disediakan melalui platform atau wadah digital dan Balai Guru Penggerak serta Balai Penjaminan Mutu Pendidikan.

“Itu menjadi kepanjangan tangan kami (Kemendikbudristek RI) di daerah untuk bisa memberikan pemahaman, penguatan kepada satuan pendidikan yang akan dan melaksanakan Kurikulum Merdeka Belajar,” katanya.

KMB sudah mulai diterapkan oleh pemerintah pada 2022 dengan tujuan untuk menyederhanakan kurikulum sebelumnya yang terkesan rumit dan tidak bisa memenuhi capaian kompetensi peserta didik, demikian Taufiq Damarjati.


 

Pewarta : Yudhi Efendi
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024