Jayapura (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Yonif 300/Bjw membangun sekolah darurat di kampung Mayuberi, Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Danyon 300/Bjw Letnan Kolonel Infanteri Afri Swandi Ritonga dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, mengakui, pembangunan sekolah darurat itu untuk membantu masyarakat, khususnya anak-anak, di sekitar tempat tugas, agar nantinya bisa melek huruf.
"Memang, sekolah darurat yang kami bangun itu beralas terpal agar anak-anak saat mengikuti pelajaran dapat duduk di atasnya," katanya.
Sekolah darurat itu dibangun untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bagi anak-anak di kampung Mayuberi yang sekolahnya dulu dibakar KKB dan hingga kini belum dibangun kembali.
"Fasilitas di sekolah darurat sangat terbatas karena hanya ada papan tulis, buku dan alat tulis lainnya dan pengajarnya dari prajurit Satgas TNI 300/Bjw yang berasal dari Kodam III/ Siliwangi," kata Letkol Inf Ritonga.
Diharapkan, anak-anak kampung Mayuneri memanfaatkan dengan hadir di sekolah tersebut sehingga mereka dapat lebih lancar dalam membaca dan menulis.
"Walaupun terbatas, namun sekolah darurat itu diharapkan dapat menghasilkan pemimpin di masa mendatang," kata Danyon 300/Bjw Letkol Inf Ritonga.
Sementara itu, Kepala Desa Mayuberi, Yulius Murib, mengucapkan terima kasih kepada Satgas TNI 300 Siliwangi karena sudah membangunkan sekolah darurat yang sangat bermanfaat bagi anak-anak di kampungnya yang selama ini tidak memiliki tempat untuk belajar.
"Mudah-mudahan sekolah tersebut terus beroperasi dan nantinya mendapat dukungan dari pemerintah daerah maupun pusat, " harap Yulius Murib.
Selain di kampung Mayuberi, Yonif 300/Bjw juga membangun sekolah darurat di kampung Agandugume, Sinak, dan Gome.
Danyon 300/Bjw Letnan Kolonel Infanteri Afri Swandi Ritonga dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, mengakui, pembangunan sekolah darurat itu untuk membantu masyarakat, khususnya anak-anak, di sekitar tempat tugas, agar nantinya bisa melek huruf.
"Memang, sekolah darurat yang kami bangun itu beralas terpal agar anak-anak saat mengikuti pelajaran dapat duduk di atasnya," katanya.
Sekolah darurat itu dibangun untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bagi anak-anak di kampung Mayuberi yang sekolahnya dulu dibakar KKB dan hingga kini belum dibangun kembali.
"Fasilitas di sekolah darurat sangat terbatas karena hanya ada papan tulis, buku dan alat tulis lainnya dan pengajarnya dari prajurit Satgas TNI 300/Bjw yang berasal dari Kodam III/ Siliwangi," kata Letkol Inf Ritonga.
Diharapkan, anak-anak kampung Mayuneri memanfaatkan dengan hadir di sekolah tersebut sehingga mereka dapat lebih lancar dalam membaca dan menulis.
"Walaupun terbatas, namun sekolah darurat itu diharapkan dapat menghasilkan pemimpin di masa mendatang," kata Danyon 300/Bjw Letkol Inf Ritonga.
Sementara itu, Kepala Desa Mayuberi, Yulius Murib, mengucapkan terima kasih kepada Satgas TNI 300 Siliwangi karena sudah membangunkan sekolah darurat yang sangat bermanfaat bagi anak-anak di kampungnya yang selama ini tidak memiliki tempat untuk belajar.
"Mudah-mudahan sekolah tersebut terus beroperasi dan nantinya mendapat dukungan dari pemerintah daerah maupun pusat, " harap Yulius Murib.
Selain di kampung Mayuberi, Yonif 300/Bjw juga membangun sekolah darurat di kampung Agandugume, Sinak, dan Gome.