Sentani (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Papua sejak Senin (1/1/2024) telah membuka posko pelayanan kesehatan bagi para pengungsi dari Kampung Karya Bumi Besum di Distrik Namblong.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Edward Sihotang, Rabu, mengatakan, tim kesehatan dari Puskesmas Nimbokrang bekerja hingga pukul 21.30 WIT untuk memberikan pelayanan kepada para pengungsi.
“Sebagian besar pengungsi tinggal di rumah penduduk di Nimbokrang, Benyom Jaya I, Benyom Jaya II dan sebagian di Genyem Kota (Nimboran). Jadi untuk layanan pagi dipusatkan di puskesmas sedangkan siang hari tim akan melakukan kunjungan pelayanan ke tempat pengungsian,” katanya.
Sebanyak 501 warga Kampung Karya Bumi Besum mengungsi ke rumah keluarga dan kerabat mereka di Kampung Nimbokrang, Benyom Jaya I dan Benyom Jaya II, menyusul kerusuhan yang terjadi di kampung mereka pada Senin (1/1/2024).
Kerusuhan itu sendiri mengakibatkan orang asli setempat meninggal dunia, sementara kampung mereka hingga kini masih ditutup.
Menurut Sihotang, posko pelayanan tetap dibuka di puskesmas di mana terdapat pengungsi dari Kampung Karya Bumi Besum seperti di Puskesmas Namblong, Puskesmas Nimboran dan Puskesmas Nimbokrang.
“Jadi petugas kesehatan di tiga puskesmas tersebut sudah berjaga sebelum kejadian karena pelayanan tetap buka meski hari libur. Pada saat kejadian hingga saat ini tetap buka, hanya saja pelayanan ditingkatkan dengan tenaga kesehatan dan dokter,” ujarnya.
Dia menjelaskan persediaan obat bagi pengungsi di tiga puskesmas juga masih cukup sehingga tidak ada penambahan dari Dinkes.
“Jadi saya pastikan obat dan tenaga kesehatan yang bertugas melayani para pengungsi di beberapa titik di wilayah Nimbokrang, Namblong dan Nimboran masih cukup sehingga tidak ada penambahan obat maupun tenaga kesehatan dari dinas,” katanya.
Dia menyebut penyakit yang diantisipasi dalam penanganan pengungsi ialah penyakit karena terkena benda tumpul, ISPA, demam (infeksi), hipertensi, malaria dan diare ringan dan untuk penanganannya ketersediaan obat juga masih cukup.
Sejauh ini, menurut dia, tidak ada penanganan pasien gawat darurat, apalagi sampai dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Yowari. Semua permasalahan kesehatan pasien masih dapat ditangani oleh tenaga kesehatan yang bertugas di ketiga puskemas.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Edward Sihotang, Rabu, mengatakan, tim kesehatan dari Puskesmas Nimbokrang bekerja hingga pukul 21.30 WIT untuk memberikan pelayanan kepada para pengungsi.
“Sebagian besar pengungsi tinggal di rumah penduduk di Nimbokrang, Benyom Jaya I, Benyom Jaya II dan sebagian di Genyem Kota (Nimboran). Jadi untuk layanan pagi dipusatkan di puskesmas sedangkan siang hari tim akan melakukan kunjungan pelayanan ke tempat pengungsian,” katanya.
Sebanyak 501 warga Kampung Karya Bumi Besum mengungsi ke rumah keluarga dan kerabat mereka di Kampung Nimbokrang, Benyom Jaya I dan Benyom Jaya II, menyusul kerusuhan yang terjadi di kampung mereka pada Senin (1/1/2024).
Kerusuhan itu sendiri mengakibatkan orang asli setempat meninggal dunia, sementara kampung mereka hingga kini masih ditutup.
Menurut Sihotang, posko pelayanan tetap dibuka di puskesmas di mana terdapat pengungsi dari Kampung Karya Bumi Besum seperti di Puskesmas Namblong, Puskesmas Nimboran dan Puskesmas Nimbokrang.
“Jadi petugas kesehatan di tiga puskesmas tersebut sudah berjaga sebelum kejadian karena pelayanan tetap buka meski hari libur. Pada saat kejadian hingga saat ini tetap buka, hanya saja pelayanan ditingkatkan dengan tenaga kesehatan dan dokter,” ujarnya.
Dia menjelaskan persediaan obat bagi pengungsi di tiga puskesmas juga masih cukup sehingga tidak ada penambahan dari Dinkes.
“Jadi saya pastikan obat dan tenaga kesehatan yang bertugas melayani para pengungsi di beberapa titik di wilayah Nimbokrang, Namblong dan Nimboran masih cukup sehingga tidak ada penambahan obat maupun tenaga kesehatan dari dinas,” katanya.
Dia menyebut penyakit yang diantisipasi dalam penanganan pengungsi ialah penyakit karena terkena benda tumpul, ISPA, demam (infeksi), hipertensi, malaria dan diare ringan dan untuk penanganannya ketersediaan obat juga masih cukup.
Sejauh ini, menurut dia, tidak ada penanganan pasien gawat darurat, apalagi sampai dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Yowari. Semua permasalahan kesehatan pasien masih dapat ditangani oleh tenaga kesehatan yang bertugas di ketiga puskemas.