Timika (ANTARA) - PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah berkomitmen mewujudkan praktik pertambangan yang baik, serta menjalankan investasi sosial dan lingkungan yang berkelanjutan.

Direktur and EVP Sustainable Development and Community Relations PTFI Claus Wamafma dalam keterangannya di Timika, Senin, mengatakan dalam menjalankan usaha pertambangan, PTFI memperhatikan pengembangan masyarakat Amugme, Kamoro dan lima suku kekerabatan serta masyarakat Papua lainnya.

"Masyarakat yang berada di sekitar area pertambangan jadi prioritas, berbagai upaya terus kami lakukan guna memastikan mereka dapat bertumbuh bersama PTFI," katanya.

Menurut Claus, PTFI melakukan program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat asli Amugme dan Kamoro serta lima suku kekerabatan yakni Dani, Damai, Mee, Moni dan Nduga.

"Program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat asli berpola kemitraan dengan berbagai pihak seperti pemerintah daerah, lembaga adat, yayasan dan lainnya," ujarnya.

Masyarakat Suku Amugme Tina Komangal menjelaskan dirinya belajar banyak hal sejak menjadi mitra PTFI dan bersyukur karena dengan keterbatasan pendidikan tetapi dibimbing hingga memiliki usaha sendiri.

"Saya belajar banyak hal sejak menjadi mitra PTFI, meskipun saya tidak sekolah tetapi saya dibimbing dengan sangat baik hingga punya usaha dan hasilnya dapat saya nikmati bersama keluarga," katanya.

Dia menambahkan sejak 2012 dirinya bekerja sebagai kontraktor di PTFI bersama delapan karyawannya mengelola pertanian dan penghijauan, menanam dan merawat tomat, cabai, kacang panjang, terong, pepaya, pisang, dan buah-buahan lainnya.

"Meskipun lahan bercocok tanam ini pasir tailing, tetapi sayuran dan buah-buahan dapat bertumbuh baik dan aman untuk dikonsumsi," ujarnya.

Pewarta : Agustina Estevani Janggo
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024