Sentani (ANTARA) - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Jayapura, Papua mengarahkan program dan kegiatan organisasi perangkat daerah (OPD) teknis untuk menurunkan inflasi dan penanganan stunting di daerah setempat.

Februari 2024 inflasi year on year (yoy) Provinsi Papua sebesar 2,02 persen dan tingkat inflasi month to month (m-to-m) sebesar -0,73 persen.

Kepala Bappeda Kabupaten Jayapura Parson Horota di Sentani, Senin, mengatakan penyumbang inflasi di Papua, yakni makanan, minuman dan tembakau.

“Kami harapkan 35 OPD teknis dan 19 distrik untuk mendukung program kebijakan terkait meningkatkan komoditas lokal yang ada di 19 distrik,” katanya.

Menurut Parson, untuk menekan angka inflasi, masyarakat dengan dukungan OPD teknis mengembangkan sumber daya yang ada di kampung, seperti pertanian, perikanan dan perkebunan.

“Kalau ada lahan kosong di tengah kampung, Dinas Perkebunan dan Peternakan bisa membantu bibit sayuran, cabai maupun yang lainnya supaya masyarakat bisa menanam sendiri,” ujarnya.

Selain itu, katanya, Dinas Tanaman Pangan bisa membantu bibit padi untuk wilayah-wilayah yang memiliki sawah untuk ditanami, sehingga produksi masyarakat meningkat dan angka inflasi menurun.

“Pemerintah dan masyarakat harus bergandengan tangan dan saling membantu satu dengan lain, sehingga angka produktivitas pangan lokal meningkat dan kebutuhan terhadap pangan dari luar menurun,” katanya.

Dia menambahkan OPD yang masuk dalam tim penanganan stunting juga harus bekerja ekstra dalam mengatasi permasalahan kesehatan dan sosial tersebut.

“Tahun ini kita fokus menangani stunting di 25 kampung yang angka stuntingnya tinggi, sehingga program dan kebijakan OPD lebih ke kampung-kampung itu,” ujarnya.

Dari 25 kampung tersebut, dua kampung yang memiliki angka prevalensi stunting tinggi, yakni Kampung Doyo Baru 117 persen atau 569 kasus dan Kelurahan Hinekombe 162 persen atau 585 kasus pada awal 2024.

Pewarta : Yudhi Efendi
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024