Sentani (ANTARA) - Klasis Gereja Kristen Indonesia (GKI) Waibu Moi menggelar seminar tentang Jejak Pekabaran Injil di Sentani yang diadakan di Gereja Eben Heizer Yakonde, Distrik Waibu, pada Kamis.

Jemaat di Klasis GKI Waibu Moi dan Klasis GKI Sentani masih mencari jejak sejarah tahun berapa Injil masuk ke Sentani yang dibawa oleh misionaris asing, apakah 1 Mei 1926 atau 1 Mei 1928.

Ketua Klasis GKI Waibu Moi Pdt Billy Hokoyoku di Sentani, Kamis mengatakan seminar ini untuk menyamakan satu kesepakatan untuk menyambut 100 tahun Injil masuk di Sentani.

“Sebelum 2026 kami harus menyepakati satu kesepahaman apakah 100 tahun ini jatuh pada 1 Mei 2026 atau 1 Mei 2028, maka dilakukan kajian ilmiah berdasarkan cerita turun-temurun maupun bukti catatan,” katanya.

Menurut Pdt Billy, hasil seminar memutuskan untuk meningkatkan ke sebuah konferensi besar yang menghadirkan jemaat dari Klasis GKI Waibu Moi dan Klasis GKI Sentani.

“Sentani terbagi dalam dua klasis maka untuk memutuskan persoalan ini harus dilakukan dalam sebuah konferensi sehingga seluruh jemaat dapat mengetahui sejarah sebenarnya berdasarkan bukti-bukti yang ada,” ujarnya.

Ketua GKI Klasis Sentani Pdt Alberth Suebu mengatakan hasil dari seminar ini maka dua klasis di Sentani telah menetapkan untuk persoalan ini harus diputuskan dalam konferensi.

“Penentuan tanggal pertama kali masuknya pekabaran injil di Sentani harus disepakati di forum yang lebih besar sehingga dapat diterapkan terus-menerus oleh generasi selanjutnya,” katanya.

Dia menjelaskan menyatukan persepsi terhadap pelaku sejarah masuknya Pekabaran Injil di Sentani berbeda-beda sehingga agak sedikit menemukan kendala.

“Masyarakat Kampung Yakonde tetap teguh dengan pendirian bahwa Pekabaran Injil pertama kali masuk ke Sentani melalui kampung Yakonde dengan beberapa jejak sejarah yang ditinggalkan oleh bapak guru Daud Pekade meninggalkan beberapa bekas seperti sumur dan penetapan tugu masuknya injil yang diresmikan oleh bapak Gubernur Irian Jaya Barnabas Suebu saat itu,” ujarnya.

Sementara itu Ketua Panitia Seminar Jejak Pekabaran Injil di Sentani Alpius Toam menambahkan sampai dengan saat ini masyarakat adat Sentani memiliki dua pandangan masuknya Pekabaran Injil yakni di Kampung Pulende (Kampung Ifar Besar) dan Kampung Yakonde.

“Ini harus disatukan karena waktu kita hanya dua tahun ke depan atau 2026 di Sentani akan merayakan 100 tahun Injil di Sentani, sehingga seluruh orang Sentani harus bersatu dan merayakan ini dengan meriah dan harus dipusatkan pada satu tempat,” katanya.

 


Pewarta : Yudhi Efendi
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024