Jayapura (ANTARA) - Pemerhati lingkungan Papua Petronela Meraudje menyatakan keprihatinannya terkait rusaknya hutan mangrove di kawasan Teluk Youtefa dan sekitarnya akibat alih fungsi dan banyaknya sampah di kawasan itu.
Petronela Meraudje kepada Antara, di Jayapura, Sabtu, mengajak semua pihak untuk tidak lagi membuang sampah sembarang yang akan terbawa air laut sehingga tertampung di kawasan hutan mangrove tersebut.
Petronela Meraudje yang menerima Kalpataru tahun 2023 itu mengatakan saat ini bersama kelompoknya Monhen Wani terus mengajak warga untuk membersihkan kawasan hutan mangrove dari sampah plastik dan melakukan penghijauan dengan melakukan penanaman kembali.
Penanaman kembali di kawasan hutan mangrove, kata dia, harus dilakukan guna menghijaukan kembali kawasan hutan tersebut. Selain penghijauan, lanjutnya, juga harus dilakukan pembersihan di kawasan itu, terutama dari sampah plastik, karena akan merusak ekosistem.
"Mari kita bersama-sama menjaga dan mengembalikan hutan mangrove agar hijau kembali, mengingat kawasan itu juga menjadi tempat bagi masyarakat mencari ikan, udang, dan kepiting," kata Petronela.
Ia mengatakan tidak mengalami kesulitan dalam mendapat bibit mangrove, pihaknya melakukan pembibitan menggunakan biji-biji yang sebelumnya sudah dikumpulkan terlebih dahulu.
Biji mangrove itulah yang disemai dan dijadikan bibit untuk ditanam kembali hingga nantinya menghijau.
"Mudah-mudahan dengan berbagai upaya yang dilakukan, maka kawasan hutan mangrove dapat kembali hijau," ucap Petronela Meraudje.