Sentani (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jayapura, Papua, bekerja sama dengan delapan bank sampah untuk meningkatkan perekonomian warga setempat.

Delapan bank sampah itu terdiri dari tujuh subbank sampah dan satu induk bank sampah sebagai pengelola sampah-sampah plastik, baik dikirim ke luar Papua maupun dikelola menjadi produk siap guna.

Kepala Bidang (Kabid) Kebersihan DLH Kabupaten Jayapura Saverius Manangsang, di Jayapura, Rabu, tujuh subbank sampah itu menjadi ujung tombak dalam mengumpulkan sampah botol plastik dari warga sebelum dibawa untuk ditimbang di bank sampah induk.

"Kami sudah melakukan kerja sama beberapa tahun terakhir, sehingga sampah-sampah itu bisa dijadikan uang, ketika warga membawanya sendiri ke bank sampah induk maupun melalui subbank sampah," katanya pula.

Menurut Manangsang, botol plastik di bank sampah dihargai dengan Rp1.000/kg, sehingga warga yang bisa mengumpulkan sampah botol plastik dalam jumlah banyak maka pendapatannya pun banyak.

"Metode bank sampah ini menjadi yang cukup efektif dalam membina warga untuk tidak membuang sampah sembarangan, tetapi bisa dipilah mana yang dibuang dan mana yang bisa dijadikan uang," ujarnya.

Dia menjelaskan DLH Kabupaten Jayapura setiap hari harus mengangkut kurang lebih 66 ton sampah yang dibawa ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Doyo Lama Distrik Waibu.

"Petugas sudah bekerja maksimal, tetapi masih saja ada sampah yang berserakan karena warga tidak membuangnya ke bak sampah tetapi sembarangan, ketika musim hujan sampah-sampah keluar dari drainase," katanya lagi.

Dia menambahkan pihaknya terus memberikan sosialisasi dan imbauan kepada warga untuk tidak membuang sampah sembarangan, dan buangnya ke waktu yang telah ditentukan.

"Waktu pembuangan sampah telah kami keluarkan itu mulai pukul 19.00 WIT hingga pukul 05.00 WIT, tetapi masih saja ada yang membuangnya di luar waktu tersebut," ujarnya lagi.

Pewarta : Yudhi Efendi
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024