Sentani (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua menyatakan bahwa gereja telah meletakkan semua dasar pembangunan di daerah ini.
Umat Nasrani di Jayapura merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-100 Injil masuk di Lembah Grime pada Kamis.
Staf Ahli Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Pemprov Papua Cyfrianus Mambay di Sentani, Kamis, mengatakan tidak dapat dipungkiri bahwa gereja di daerah ini telah meletakkan dasar yang kokoh dalam pembangunan.
“Jadi kami mau menyampaikan bahwa di Papua pemerintah tidak bisa berjalan tanpa gereja, sehingga pemerintah memberikan dukungan terhadap semua rencana dalam mempersiapkan peringatan satu abad di Lembah Grime Nawa (Genyem),” katanya.
Menurut Cyfrianus, dengan satu abad pekabaran Injil di Lembah Grime Nawa maka daerah ini sudah harus ada kemajuan yang signifikan.
“Jadi kami mau memberitahukan daerah itu dapat maju dan berkembang itu ditentukan oleh masyarakat setempat sehingga ini harus menjadi catatan,” ujarnya.
Dia mengharapkan gereja dan masyarakat harus bekerja sama dalam mendukung setiap pembangunan di Kabupaten Jayapura, khususnya di Lembah Grime Nawa.
“Pemerintah, adat dan gereja sebagai 'tiga tungku' yang harus bekerja bersama-sama dalam mengisi setiap pembangunan di Lembah Grime Nawa,” katanya.
Sementara itu Ketua Dewan Adat Grime Nawa Zadrak Wamebu mengatakan selama satu abad atau 100 tahun Injil masuk di Lembah Grime Nawa telah membawa banyak perubahan.
“Perubahan di kawasan ini hanya dapat dilakukan oleh anak-anak asli Lembah Grima Nawa, maka kalian harus percaya diri, mengenal diri sendiri, sehingga pembangunan lebih baik itu akan diperoleh,” ujarnya.
Dia mengharapkan 100 tahun ke depan Lembah Grima Nawa harus lebih baik dari sekarang, dengan setiap masyarakat mau menerima pembangunan sehingga meningkatkan kesejahteraan mereka.
Dalam perayaan satu abad pekabaran Injil di Lembah Grime Nawa juga dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Universitas Kristen dan pemugaran situs religi Mentie Yapum.
Umat Nasrani di Jayapura merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-100 Injil masuk di Lembah Grime pada Kamis.
Staf Ahli Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Pemprov Papua Cyfrianus Mambay di Sentani, Kamis, mengatakan tidak dapat dipungkiri bahwa gereja di daerah ini telah meletakkan dasar yang kokoh dalam pembangunan.
“Jadi kami mau menyampaikan bahwa di Papua pemerintah tidak bisa berjalan tanpa gereja, sehingga pemerintah memberikan dukungan terhadap semua rencana dalam mempersiapkan peringatan satu abad di Lembah Grime Nawa (Genyem),” katanya.
Menurut Cyfrianus, dengan satu abad pekabaran Injil di Lembah Grime Nawa maka daerah ini sudah harus ada kemajuan yang signifikan.
“Jadi kami mau memberitahukan daerah itu dapat maju dan berkembang itu ditentukan oleh masyarakat setempat sehingga ini harus menjadi catatan,” ujarnya.
Dia mengharapkan gereja dan masyarakat harus bekerja sama dalam mendukung setiap pembangunan di Kabupaten Jayapura, khususnya di Lembah Grime Nawa.
“Pemerintah, adat dan gereja sebagai 'tiga tungku' yang harus bekerja bersama-sama dalam mengisi setiap pembangunan di Lembah Grime Nawa,” katanya.
Sementara itu Ketua Dewan Adat Grime Nawa Zadrak Wamebu mengatakan selama satu abad atau 100 tahun Injil masuk di Lembah Grime Nawa telah membawa banyak perubahan.
“Perubahan di kawasan ini hanya dapat dilakukan oleh anak-anak asli Lembah Grima Nawa, maka kalian harus percaya diri, mengenal diri sendiri, sehingga pembangunan lebih baik itu akan diperoleh,” ujarnya.
Dia mengharapkan 100 tahun ke depan Lembah Grima Nawa harus lebih baik dari sekarang, dengan setiap masyarakat mau menerima pembangunan sehingga meningkatkan kesejahteraan mereka.
Dalam perayaan satu abad pekabaran Injil di Lembah Grime Nawa juga dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Universitas Kristen dan pemugaran situs religi Mentie Yapum.