Sentani (ANTARA) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Jayapura, Papua mengharapkan kepada pemilih pemula untuk menghindari politik uang pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2024.
Kepala Badan Pengawas Pemilu Kabupaten Jayapura Zakarias SY Rumbewas di Sentani, Kamis mengatakan generasi muda saat ini harus dapat dihindarkan dari praktik negatif dalam pesta demokrasi salah satunya politik uang.
“Politik uang merupakan satu dari sekian pelanggaran pemilu/pilkada tapi masih sering dijumpai pada pesta demokrasi, dan generasi muda harus diselamatkan sehingga mereka memperoleh pendidikan politik yang baik,” katanya.
Menurut Zakarias, pendidikan politik itu banyak hal diantaranya generasi muda bisa melihat gagasan dan visi misi bakal pasangan calon bupati dan wakil bupati Jayapura periode 2024-2029 seperti apa.
“Jadi pilihan untuk mendukung bakal pasangan calon itu pemilih pemula bisa melihat dari gagasan mereka selama lima tahun ke depan seperti apa, figur mereka sehingga tidak tergiur dengan uang yang diberikan,” ujarnya.
Dia menjelaskan sesuai dengan tugas dan fungsi Bawaslu bagaimana memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terutama bagi pemilih pemula untuk tidak terpengaruh pada politik uang yang dapat merusak tatanan politik.
“Kita tahu bersama pemilih pemula akan memberikan hak politiknya ke TPS sesuai domisilinya, sehingga diharapkan mereka tidak terpengaruh terhadap janji manis atau politik uang tetapi memberikan dukungan dengan melihat gagasan dan visi misi bakal pasangan calon itu,” katanya.
Dia menambahkan selain pemilih pemula pihaknya juga mengharapkan kepada masyarakat luas supaya tidak terpengaruh politik uang, politik hitam yang dapat mencederai tatanan sosial di Kabupaten Jayapura.
“Mari kita berpolitik yang baik dan santun, jual gagasan, jual ide untuk menarik masyarakat memberikan dukungan kepada kalian (bakal pasangan calon),” ujarnya.
Kepala Badan Pengawas Pemilu Kabupaten Jayapura Zakarias SY Rumbewas di Sentani, Kamis mengatakan generasi muda saat ini harus dapat dihindarkan dari praktik negatif dalam pesta demokrasi salah satunya politik uang.
“Politik uang merupakan satu dari sekian pelanggaran pemilu/pilkada tapi masih sering dijumpai pada pesta demokrasi, dan generasi muda harus diselamatkan sehingga mereka memperoleh pendidikan politik yang baik,” katanya.
Menurut Zakarias, pendidikan politik itu banyak hal diantaranya generasi muda bisa melihat gagasan dan visi misi bakal pasangan calon bupati dan wakil bupati Jayapura periode 2024-2029 seperti apa.
“Jadi pilihan untuk mendukung bakal pasangan calon itu pemilih pemula bisa melihat dari gagasan mereka selama lima tahun ke depan seperti apa, figur mereka sehingga tidak tergiur dengan uang yang diberikan,” ujarnya.
Dia menjelaskan sesuai dengan tugas dan fungsi Bawaslu bagaimana memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terutama bagi pemilih pemula untuk tidak terpengaruh pada politik uang yang dapat merusak tatanan politik.
“Kita tahu bersama pemilih pemula akan memberikan hak politiknya ke TPS sesuai domisilinya, sehingga diharapkan mereka tidak terpengaruh terhadap janji manis atau politik uang tetapi memberikan dukungan dengan melihat gagasan dan visi misi bakal pasangan calon itu,” katanya.
Dia menambahkan selain pemilih pemula pihaknya juga mengharapkan kepada masyarakat luas supaya tidak terpengaruh politik uang, politik hitam yang dapat mencederai tatanan sosial di Kabupaten Jayapura.
“Mari kita berpolitik yang baik dan santun, jual gagasan, jual ide untuk menarik masyarakat memberikan dukungan kepada kalian (bakal pasangan calon),” ujarnya.