Jayapura (ANTARA) - Ahli Gizi Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Jayapura, Papua, Masrif berpendapat konsumsi ikan kaleng perlu diawasi terutama bagi anak sekolah yang sedang dalam masa pertumbuhan.

"Makanan kaleng memang dapat menjadi solusi praktis untuk orang tua yang sibuk, namun saat mengonsumsi perlu diawasi dengan hati-hati terutama bagi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan," katanya kepada ANTARA di Jayapura, Senin.

Menurut Direktur Poltekkes Kemenkes Jayapura itu, sebaiknya anak-anak diberikan makanan yang lebih segar dan bergizi seperti sayuran, buah-buahan dan protein hewani atau nabati yang lebih alami guna mendukung kesehatan dan perkembangan setiap anak.

"Meskipun praktis dan mudah disimpan, dapat memiliki pengaruh negatif bagi anak-anak sekolah jika dikonsumsi secara berlebihan atau tidak terkontrol," ujarnya.

Dia menjelaskan beberapa efek yang dapat terjadi diantaranya berkaitan dengan kualitas gizi, kesehatan jangka panjang dan risiko gangguan metabolik.

"Ketergantungan terhadap makanan instan atau anak-anak terbiasa dengan makanan kaleng atau makanan cepat saji, mereka mungkin akan kurang memilih makanan segar dan alami yang dapat mengurangi asupan gizi penting," katanya lagi.

Dia menambahkan sebuah studi di Journal of Pediatrics pada 2022 menunjukkan bahwa kebiasaan makan tidak sehat sejak usia dini dapat berdampak pada perkembangan pola makan anak.

"Dengan demikian akan berpotensi menyebabkan masalah gizi seperti defisiensi vitamin atau mineral," ujarnya.*

Pewarta : Ardiles Leloltery
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024