Timika (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika, Provinsi Papua Tengah, terus berkomitmen menurunkan angka stunting melalui berbagai program terpadu, yang berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 prevelensi stunting mencapai 24,7 persen, dan ini menjadi perhatian serius pemerintah dan pihak terkait.

Staf Ahli Bupati Mimika Bidang Keuangan, Ekonomi dan Pembangunan Inosensius Yoga Pribadi, saat membuka kegiatan aksi konvergensi penurunan stunting di Timika, Jumat, mengatakan stunting merupakan ancaman serius bagi generasi mendatang.

"Stunting bukan hanya masalah tinggi badan, kondisi ini juga mempengaruhi perkembangan kognitif, kesehatan, dan produktivitas anak pada masa depan, " katanya.

Menurut Yoga, stunting terjadi akibat kurang gizi kronis dan infeksi berulang pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), ini mencakup masa sejak anak dalam kandungan hingga usia dua tahun, pemerintah menargetkan penanganan stunting melalui pendekatan konvergensi, melibatkan pemangku kepentingan lintas sektor.

"Kami melakukan evaluasi tahunan untuk memastikan efektivitas program yang telah berjalan, data prevelensi stunting dari distrik hingga kampung menjadi dasar merumuskan kebijakan dan memperbaiki langkah ke depan, " ujarnya.

Dia menjelaskan ada lima pilar utama dalam menangani stunting yakni komitmen pemimpin, kampanye perubahan perilaku, konvergensi program, akses pangan bergizi, serta pemantauan dan evaluasi.

"Pilar-pilar ini harus diterapkan secara konsisten di tingkat kabupaten hingga desa lokasi khusus (lokus) yang menjadi prioritas, " katanya.

Dia  mengimbau agar seluruh perangkat daerah untuk mendukung penuh percepatan penurunan stunting, serta melibatkan masyarakat dalam mensukseskan program ini.

"Saya meminta semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menyampaikan kinerja tahunan terkait program ini, sehingga kita dapat mengukur progres intervensi dan menentukan langkah perbaikan, " ujarnya.


Pewarta : Agustina Estevani Janggo
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024