Sentani (ANTARA) - Dewan Gereja Papua (DGP) bersama Pusat Studi HAM, Sosial dan Pastoral Sekolah Tinggi Teologi (STT) Walter Post di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua menyiapkan festival literasi dan resiliensi yang bertujuan untuk melawan krisis kemanusiaan.

Moderator Dewan Gereja Papua Pdt Benny Giay kepada awak media di STT Walter Post Sentani, Senin, mengatakan festival ini untuk memperkuat jejaring pendidikan, kesenian dan kemanusiaan di Papua.

"Festival literasi ini akan berlangsung pada 19-21 November 2025, sekaligus mengajak publik lebih peduli terhadap situasi pengungsian dan kemanusiaan yang masih berlangsung," katanya.

Menurut Ketua Pusat Studi HAM, Sosial dan Pastoral STT Walter Post Hendrica Henny Ohoitimur, festival tersebut menjadi ruang aman bagi masyarakat untuk merawat ingatan, memperkuat solidaritas, dan membangun resiliensi sosial.

"Festival ini sebagai respon atas situasi kemanusiaan yang dialami Papua selama lebih dari satu dekade, sekaligus membuka ruang refleksi bagi publik mengenai dampak konflik dan pengungsian terhadap kehidupan sosial masyarakat," katanya.

Dia menjelaskan, festival literasi ini menghadirkan beragam unsur mulai dari gereja, akademisi, penulis, pemuda, seniman hingga komunitas pengungsi. Seluruh pihak terlibat untuk duduk bersama, saling mendengar, dan membangun komunikasi yang setara.

"Melalui festival ini kami berharap tercipta pemahaman baru yang dapat mendorong penyelesaian beragam persoalan kemanusiaan di Papua," ujarnya.

Sekretaris Pusat Studi HAM, Sosial dan Pastoral STT Walter Post Rutina Labebe menambahkan, diskusi publik menjadi sesi utama yang melibatkan akademisi, aktivis, pendeta, jurnalis dan pemuda untuk membahas ingatan sejarah, keadilan serta resiliensi Papua dari perspektif teologi, seni dan sejahat lokal.

"Kami ingin dialog antar komunitas menjadi ruang bersama untuk memahami situasi secara lebih jernih," katanya.

 


Pewarta : Agustina Estevani Janggo
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2025