Timika (Antara Papua) - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw mengatakan sebanyak tujuh orang putra Suku Kamoro, salah satu suku asli Papua di wilayah pesisir Kabupaten Mimika diterima mengikuti pendidikan kepolisian melalui Sekolah Kepolisian (SPN) Jayapura.
"Tahun ini kita rekrut tujuh anak Kamoro mengikuti pendidikan Kepolisian di SPN Jayapura. Mudah-mudahan tahun-tahun berikutnya kita bisa merekrut lebih banyak lagi anak-anak Papua untuk menjadi polisi," kata Paulus Waterpauw saat dihubungi dari Timika, Minggu.
Paulus meminta dukungan para orang tua agar memperhatikan faktor kesehatan dan gizi putra-putri mereka. Pasalnya, sebagian besar para pemuda-pemudi Papua tidak bisa lulus seleksi masuk Kepolisian lantaran tidak didukung dengan kondisi kesehatan yang memadai.
"Tugas orang tua untuk mengingatkan anak-anak agar pergi sekolah yang betul. Kalau punya uang, jangan pakai beli minuman beralkohol, tapi pakai untuk membeli makanan yang bergizi untuk perkembangan kesehatan anak-anak kita," ujar Paulus.
Kepada generasi muda Papua terutama yang kini duduk di bangku sekolah SMP dan SMA/SMK, Paulus juga mengingatkan agar mereka menjauhkan diri dari pengaruh dan konsumsi minuman beralkohol, narkoba dan lainnya.
Konsumsi alkohol, katanya, tidak baik untuk kesehatan.
"Sebetulnya banyak yang kita mau rekrut jadi polisi, tapi setelah diperiksa kesehatannya, ternyata ada flek di paru-paru. Ini akibat kebiasaan konsumsi alkohol. Itu juga akan berpengaruh pada gigi, mata, pendengaran dan saraf-saraf yang lain," jelasnya.
Secara keseluruhan, jumlah putra asli Papua yang diterima menjadi anggota Polri di Polda Papua tahun ini mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya.
Paulus mengatakan jajarannya terus berusaha untuk memenuhi kuota 70 persen penerimaan Bintara Polri di Polda Papua direkrut dari putra-putri asli Papua.
"Kita coba penuhi 70 persen untuk putra asli Papua. Tetapi kemarin memang belum terpenuhi, sehingga kita ambil juga dari ras melanesia, maksudnya dari putra?putra asal Maluku dan NTT yang lahir besar di Papua. Akhirnya bisa terpenuhi 70 persen itu," jelas Paulus.
Para pemuda yang lulus seleksi pendidikan polisi itu akan mengikuti pendidikan Brigadir Polri selama tujuh bulan pada SPN Jayapura.
Perekrutan putra asli Papua itu, katanya, merupakan bagian dari kebijakan untuk menunjukkan kebeperpihakan kepada masyarakat lokal.
"Agar mereka bisa menjadi the local boy for the lokal job, yang nantinya tumbuh terbentuk untuk membangun dan melayani masyarakatnya sendiri. Membangun tanah ini dengan cara melayani masyarakat termasuk generasi muda Papua kedepan," ujarnya.
Siswa Brigadir Polri SPN Jayapura tahun 2016 sebanyak 328 orang, terdiri atas 265 orang untuk Provinsi Papua dan 68 orang dari Provinsi Papua Barat.
Dari 265 siswa calon polisi dari Provinsi Papua yang diterima di SPN Jayapura, sebanyak 171 orang diantaranya merupakan putra asli Papua dan sisanya sebanyak 94 orang merupakan putra non Papua.
Sedangkan dari Papua Barat, sebanyak 51 orang merupakan putra asli Papua dan sisanya sebanyak 17 orang merupakan putra non Papua. (*)
Berita Terkait
Koops TNI Habema: Masyarakat Homeyo telah kembali dari pengungsian
Minggu, 19 Mei 2024 11:27
DKP Papua tingkatkan pemberdayaan ekonomi nelayan OAP di Biak Numfor
Minggu, 19 Mei 2024 7:44
28 atlet NPCI Jayapura ikuti seleksi renang menuju Peparnas XVII
Sabtu, 18 Mei 2024 23:55
Dispar harap Festival Budaya Biak jadi daya tarik wisatawan
Sabtu, 18 Mei 2024 23:53
Dishub Jayapura siapkan kapal wisata dukung aktivasi pariwisata
Sabtu, 18 Mei 2024 23:48
DLH Mimika minta seluruh masyarakat peduli jaga kebersihan lingkungan
Sabtu, 18 Mei 2024 23:45
Pemkab Jayapura minta PMI tingkatkan strategi pelayanan donor darah
Sabtu, 18 Mei 2024 23:43
Dishub Kota Jayapura siapkan Rp1 miliar perbaiki fasilitas Terminal Mesran
Sabtu, 18 Mei 2024 23:39