Surabaya (ANTARA) - Muhammadiyah COVID-19 Command Center (MCCC) Kota Surabaya meminta pemerintah kota membuat rumah sakit darurat untuk penanganan pasien COVID-19 menyusul rumah sakit rujukan di Kota Pahlawan, Jatim, sudah penuh.
Ketua MCCC Surabaya M. Arif An, di Surabaya, Jumat, mengatakan mendapat laporan dari Tim Medis Bagian Kuratif dan Preventif MCCC Surabaya dr. Zuhrotul Mar'ah Lailatussolichah, bahwa ada salah satu pasien positif COVID-19 yang kebetulan juga tetangganya tidak mendapatkan rumah sakit saat dirujuk.
"Saat pasien mau dirujuk ke rumah sakit rujukan di Surabaya, ternyata sudah penuh semua. Kalau pasien ini isolasi mandiri di rumah bisa berbahaya," katanya.
Untuk itu, lanjut dia, MCCC Surabaya menyampaikan kepada Pemkot Surabaya agar menyediakan atau mempersiapkan rumah sakit darurat yang memanfaatkan fasilitas umum seperti Gelora Pantjasila, Gelanggang Remaja dan gedung pemkot lainnya yang belum difungsikan.
Menurut dia, dengan adanya rumah sakit darurat, maka warga menjadi tenang karena tidak ada kekhawatiran atau ketakutan pasien yang terpapar COVID-19 terlantar atau tidak ditangani dengan cepat.
"Ketakutan warga sangat wajar dalam kondisi ini," ujar Sekretaris Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya ini.
Sekretaris Komisi D DPRD Kota Surabaya Dr. Akmarawita Kadir sebelumnya juga mengusulkan ke pemkot agar menyiapkan rumah sakit darurat menyusul peningkatan orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP) dan pasien positif terjangkit virus corona.
"Tidak hanya itu, penetapan Surabaya masuk zona merah COVID-19 merupakan permasalahan yang serius dan harus disikapi dengan sangat serius," katanya.
Menurut dia, adanya peningkatan jumlah penderita COVID-19 ini tentunya mengakibatkan ruang isolasi yang ada di 15 rumah sakit rujukan di Surabaya tidak bisa menampung pasien yang positif COVID-19.
Koordinator Protokol Kesehatan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya Febria Rachmanita sebelumnya mengatakan Pemkot Surabaya menyiapkan gedung isolasi bagi orang dalam pemantauan (ODP) dengan gejala ringan COVID-19 di kawasan selatan, Kota Surabaya.
Gedung isolasi tersebut dikhususkan bagi ODP dengan gejala COVID-19, seperti demam ringan, namun tidak dalam kondisi sesak napas. "Gedung isolasi ini kita buat memang kalau untuk gejala COVID-19 yang ringan-ringan, tidak ada sesak, tidak ada demam, kita taruh dalam ruang isolasi itu," katanya.
Menurut dia, gedung isolasi standarnya memang dibuat seperti rumah sakit. Di gedung itu, terdapat 30 tempat tidur yang telah disiapkan ini dikhususkan bagi ODP dengan gejala ringan COVID-19.*
Berita Terkait
Menko perekonomian Airlangga dorong pemda alokasikan 8 persen DAU dan DBH tangani pandemi
Rabu, 7 Juli 2021 15:37
Kabar baik, pasien RSD Wisma Atlet sembuh COVID-19 bertambah 199 orang
Sabtu, 15 Mei 2021 15:03
Inggris kembali operasikan rumah sakit darurat pandemi COVID-19
Sabtu, 2 Januari 2021 15:37
Kabar baik, 9.410 pasien COVID-19 di Wisma Atlet sembuh
Sabtu, 22 Agustus 2020 15:31
3.220 pasien COVID-19 di Wisma Atlet Jakarta sembuh
Jumat, 26 Juni 2020 11:47
Berkurang 44 orang, pasien sembuh RS Darurat Wisma Atlet bertambah 2.026 orang
Rabu, 27 Mei 2020 12:50
Suami kerja di RS Wisma Atlet, istri dan dua anaknya positif terpapar COVID-19
Minggu, 26 April 2020 19:03
Rumah Sakit darurat rujukan COVID-19 Kota Sorong telah beroperasi
Senin, 20 April 2020 10:54