Jakarta (ANTARA) - Operator seluler Telkomsel menyatakan siap membangun ribuan menara Base Transceiver Station (BTS) 4G/LTE di wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T), setelah ditetapkan sebagai mitra Kerja Sama Operasional pemerintah untuk menyediakan jaringan 4G di wilayah tersebut.
"Kami mengapresiasi keputusan Kemkominfo RI yang telah memberikan kepercayaan kepada Telkomsel untuk melanjutkan pemerataan akses broadband di wilayah 3T," kata Direktur Utama Telkomsel Hendry Mulya Syam, dalam keterangan resmi, dikutip Kamis.
Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika pada akhir September lalu menetapkan Telkomsel dan XL Axiata sebagau Mitra Kerja Sama Operasional (KSO) Layanan Seluler 4G di wilayah 3T.
Telkomsel berkomitmen untuk menggelar infrastruktur menara BTS 4G/LTE di 7.772 titik di wilayah 3T, menggunakan skema universal service obligation (USO) bersama BAKTI.
Infrastruktur tersebut akan dibangun di wilayah Area 2 (Nusa Tenggara), Area 3 (Kalimantan), Area 4 (Sulawesi), Area 5 (Maluku), Area 6 (Papua Barat), Area 7 (Papua Tengah Barat), Area 8 (Papua Tengah Utara) dan Area 9 (Papua Timur Selatan), sesuai dengan perjanjian kemitraan.
Seluruh infrastruktur itu ditargetkan selesai pada Desember 2022.
Telkomsel dan BAKTI sebelumnya sudah menggelar 1.158 BTS USO yang seluruhnya sudah terhubung ke jaringan broadband 4G/LTE.
"Telkomsel juga berharap dukungan dari para pemangku kepentingan lainnya seperti penyedia perangkat mobile dan aplikasi berbasis digital untuk bersama membangun ekosistem gaya hidup digital yang inklusif di seluruh wilayah 3T yang menjadi target pembangunan BTS USO yang baru nantinya," kata Hendri.
Secara total, terdapat 7.904 BTS 4G yang akan dibangun secara bertahap hingga akhir 2022 melalui kerja sama BAKTI dengan mitra KSO, berdasarkan informasi yang dimuat di situs Kominfo.
Pembangunan BTS ini dibagi menjadi sembilan paket area kerja sama. XL Axiata akan mengerjakan Area 1 (Sumatra).