Sentani (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura, Provinsi Papua mencatat defisit dalam Laporan Operasional (LO) 2024 sebesar Rp12,48 miliar, setelah mengevaluasi selisih antara pendapatan dan beban operasional maupun non operasional.
Bupati Jayapura Yunus Wonda di Sentani, Jumat mengatakan, pendapatan operasional pemerintah daerah mencapai Rp1,38 triliun, sementara beban yang dikeluarkan sebesar Rp1,36 triliun.
"Selisih dari kegiatan operasional menghasilkan surplus Rp14,3 miliar, namun defisit dari kegiatan non operasional sebesar Rp26,7 miliar membuat laporan operasional defisit Rp12,4 miliar," katanya.
Menurut Yunus, defisit operasional ini merupakan hasil akumulasi beban biaya seperti penyusutan aset, beban transfer, dan beban lainnya.
"Ini mencerminkan bahwa walaupun kinerja anggaran cukup baik, kita masih perlu memperlihatkan efisiensi beban non operasional," ujarnya.
Dia menjelaskan, laporan operasi menjadi jembatan penting dalam membaca kinerja keuangan pemerintah secara menyeluruh, baik dari sisi akuntansi maupun pelayanan publik.
"Melalui laporan ini kita bisa mengukur apakah pengeluaran daerah sudah proporsional dengan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat," katanya.
Dia menambahkan, ia mengajak seluruh pihak untuk menjadikan laporan ini sebagai dasar pembenahan dalam menyusun perencanaan anggaran ke depan.
"Harapan kami, Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Jayapura dapat memberikan saran dalam pembahasan raperda agar setiap keputusan lebih terarah dan akuntabel," ujarnya.