Jayapura (ANTARA) - Penjabat Gubernur Papua Agus Fatoni menyebutkan penerbitan sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) bagi para pelaku kreatif di Bumi Cenderawasih merupakan salah satu upaya dalam melindungi kekayaan lokal setempat yang harus dilindungi.
“Provinsi Papua kaya akan hasil alam dan memiliki keunikan tersendiri. Oleh sebab itu, sangat penting untuk dilakukan sertifikasi,” katanya di Jayapura, Senin.
Menurut Agus, berdasarkan data dari Kementerian Hukum di Provinsi Papua saat ini ada 5.000 sertifikat HAKI yang telah diterbitkan.
“Sehingga, hal ini menjadi catatan sejarah yang luar biasa, karena pelaku usaha di Papua sangat peduli dengan adanya sertifikat HAKI,” ujarnya.
Meski begitu, pihaknya terus mendorong agar pelaku usaha lainnya mendaftarkan merek dagang kepada Kementerian Hukum setempat, dengan begitu mendapatkan perlindungan hukum atas produk atau karyanya.
“Oleh karena itu, kami Pemerintah Provinsi Papua mempunyai komitmen yang kuat untuk mendukung itu semua dan pemerintah provinsi mendanai untuk penerbitan sertifikat ini, sehingga bisa diajukan secara gratis. Ini bentuk komitmen, oleh karena itu jangan disia-siakan,” katanya.
Dia menambahkan melalui kesempatan ini, pihaknya juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga nama baik Papua dan terus membawa citra positif daerah ke tingkat nasional maupun internasional.
“Papua adalah rumah bersama, oleh sebab itu mari jaga bersama sebagai tempat yang damai, toleran dan penuh kasih,” ujarnya.
Dia menjelaskan keberhasilan penyerahan sertifikat HAKI ini akan memotivasi lebih banyak kreator untuk mendaftarkan karyanya demi perlindungan dan kemajuan bersama.
Sebelumnya, telah dilakukan penyerahan sertifikat HAKI oleh Penjabat Gubernur Papua Agus Fatoni ke sejumlah pekerja kreatif, bertempat pada salah satu festival rakyat di Kota Jayapura, Papua, Minggu (20/7).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gubernur: sertifikat HAKI upaya lindungi kreativitas Papua
