Jayapura (ANTARA News) - Dua korban penembakan yang merupakan pegawai RSUD Mulia di kawasan Puncak Senyum Papua, Selasa (31/7), saat ini dirawat di RSUD Dok 2 Jayapura.
Menurut informasi pihak RSUD Dok 2 di Jayapura, Jumat, dua korban penembakan itu harus menjalani perawatan setelah dievakuasi dari Mulia sebelumnya.
Penembakan itu selain mengakibatkan kedua korban mengalami luka tembak, juga satu warga sipil tewas karena luka tembak yang dideritanya.
Korban tewas adalah Heri Yoman yang mengalami luka tembak di bagian dadanya.
Dua korban yang telah dievakuasi dan kini dirawat di RSUD Dok 2 Jayapura yakni Prins Baransano, perawat di RSUD Mulia yang mengalami luka tembak di tangan bagian kanan, dan Darson Wonda, sopir mobil ambulans RSUD Mulia yang mengalami luka tembak di bahu kiri.
Kedua korban dievakuasi dari Mulia dengan pesawat Enggang Air.
Ny Baransano yang ditemui di UGD RSUD Dok 2 Jayapura mengaku terkejut saat mendapatkan informasi suaminya tertembak ketika sedang menjemput pasien dari Tingginambut.
"Kami sangat terkejut saat Bapak (Prins Baransano, Red) menelepon dengan menggunakan nomor lain dan memberitahu bahwa mobil yang ditumpangi ditembak OPM," kata Ny Baransano.
Menurut informasi pihak RSUD Dok 2 di Jayapura, Jumat, dua korban penembakan itu harus menjalani perawatan setelah dievakuasi dari Mulia sebelumnya.
Penembakan itu selain mengakibatkan kedua korban mengalami luka tembak, juga satu warga sipil tewas karena luka tembak yang dideritanya.
Korban tewas adalah Heri Yoman yang mengalami luka tembak di bagian dadanya.
Dua korban yang telah dievakuasi dan kini dirawat di RSUD Dok 2 Jayapura yakni Prins Baransano, perawat di RSUD Mulia yang mengalami luka tembak di tangan bagian kanan, dan Darson Wonda, sopir mobil ambulans RSUD Mulia yang mengalami luka tembak di bahu kiri.
Kedua korban dievakuasi dari Mulia dengan pesawat Enggang Air.
Ny Baransano yang ditemui di UGD RSUD Dok 2 Jayapura mengaku terkejut saat mendapatkan informasi suaminya tertembak ketika sedang menjemput pasien dari Tingginambut.
"Kami sangat terkejut saat Bapak (Prins Baransano, Red) menelepon dengan menggunakan nomor lain dan memberitahu bahwa mobil yang ditumpangi ditembak OPM," kata Ny Baransano.