Jayapura (Antara Papua) - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Abepura Jayapura Papua dr Jhon Manasang meminta para perawat dan dokter di lingkungan kerjanya lebih sigap dalam menangani diare di kalangan balita agar pertolongan tidak terlambat.

"Penanganan kasus diare limitnya pendek sekali. Kalau terlambat berarti vena-vena pasien tertutup dan akan sulit dipasangi infus. Oleh karena itu, saya minta para perawat lebih cekatan dalam memasangkan alat cairan (penanganan) dehidarasi," kata Jhon di Jayapura, Rabu.

Selain itu, kata dia, langkah selanjutnya apabila pasien sudah bisa minum, secepatnya diberi minum. "Dokter sudah akan menyiapkan obat-obatan untuk diberikan melalui infus," ujarnya.

Secara teknis, kata dia, para perawat dan dokter di RUSD Abepura sudah siap menangani pasien balita dan anak yang menderita diare.

Hal lain yang diperlu diantisipasi dalam menjaga agar jangan sampai virus tersebut menular ke yang lain yakni cucui tangan dengan teratur dan baik.

"Jangan sampai dibawa dari rumah sakit kemudian ditularkan ke keluarga hingga akhirnya menyebar. Petugas yang bertugas juga jangan sampai menularkan ke keluarganya," ujarnya.

Dia meminta kepada keluarga pasien agar mencegah penularan. "Itu yang kita jaga jangan sampai penyakit ini tertular ke orang lain," ujarnya.

Ia mengatakan, pihaknya menjaga agar rumah sakit tidak menjadi sumber penularan. Dengan demikian, disamping penanganan ada edukasi (pendidikan-red) atau penyuluhan yang diberikan.

"Cuci tangan kemudian minum air yang sudah dimasak dan makan makanan yang bergizi. Hal ini perlu menjadi pendidikan kepada keluarga pasien dan perawat," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Respon Emergenzy Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua (UP2KP) Darwin Rumbiak mengaku, dirinya sudah melaporkan kasus itu ke kepala dinas kesehatan Papua. "Kami juga sudah melakukan sosialisasi terkait penyebaran penyakit itu," ujarnya. (*)

Pewarta : Oleh Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024