Jayapura (Antara Papua) - Umat Islam di Kota Jayapura, Provinsi Papua, menggelar pawai guna memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharram 1436 Hijriah, pada Sabtu.
Pantauan lapangan, pawai itu diikuti sekitar 200 orang pelajar yang menempuh rute sekitar satu kilometer, dari Taman Imbi yang terletak di pusat Kota jayapura, menuju halaman Masjid Raya Baiturrahman.
Peserta pawai sebagian besar menggunakan pakaian olah raga, yang diwarnai aksi drumband dari Yayasan Pendidikan Islam (Yapis) Jayapura, Papua.
Para pelajar peserta pawai mulai tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, baik yang berasal dari sekolah yang dikelola yayasan Islam maupun sekolah negeri.
Usai pawai, peserta menggunakan momentum berkumpul itu untuk saling bersilaturahmi, terutama di kalangan orang tua murid.
"Selain berolahraga dalam pawai sekitar satu kilometer ini, kami juga bersilaturahmi sesama penganut agama Islam," ujar Rahmawati, yang mendampingi putrinya sebagai peserta pawai.
Umat Islam di Provinsi Papua berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2010, tercatat sebanyak 450.096 jiwa dari total penduduk sebanyak 2.833.381 jiwa atau hanya 15,9 persen.
Sedangkan penganut agama Kristen di Papua tercatat sebanyak 1.855.245 jiwa, penganut Katolik sebanyak 500.544 jiwa, Hindu sebanyak 2.420 jiwa, dan Budha sebanyak 1.452 jiwa.
Khusus Kota Jayapura, ibukota Provinsi Papua, penganut agama Islam tercatat sebanyak 113.133 jiwa, Kristen sebanyak 127.927 jiwa, Katolik sebanyak 13.423 jiwa, Hindu sebanyak 529 jiwa, dan Budha sebanyak 608 jiwa.
BPS melakukan sensus penduduk setiap 10 tahun, atau baru akan menggelar sensus pada 2020. Dalam empat tahun terakhir ini, tentu ada penambahan jumlah penduduk berdasarkan agama yang dianut, namun belum didata BPS.
Untuk pemeluk agama Islam di Provinsi Papua, diperkirakan terjadi penambahan hingga mencapai sekitar 500 ribu jiwa, dan sekitar 120 ribu jiwa diantaranya berdomisili di Kota Jayapura.
Ditilik dari sejarahnya, penyebaran agama Islam di Tanah Papua diperkirakan sejak 1974, yang ditandai dengan bergabungnya Kepala Suku Perang yakni Aipon Asso sebagai pemeluk agama Islam.
Keislaman Aipon Asso lalu diikuti oleh 600 orang warganya di Desa Walesi, Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Kepala suku yang sangat disegani dengan wilayah kekuasaannya membentang hampir dua per tiga cekungan mangkuk lembah Baliem itu, menunaikan ibadah haji pada 2005.
Sementara pengangut Islam di Kota Jayapura dan daerah lainnya di Kabupaten Biak Numfor maupun Mimika, umumnya merupakan kalangan pendatang.
Adat istiadatnya pun disesuaikan dengan tradisi asal-usul kaum pendatang itu, seperti tradisi suku Bugis, Jawa, Minang, dan sejumlah suku lainnya di Indonesia. (*)
Pantauan lapangan, pawai itu diikuti sekitar 200 orang pelajar yang menempuh rute sekitar satu kilometer, dari Taman Imbi yang terletak di pusat Kota jayapura, menuju halaman Masjid Raya Baiturrahman.
Peserta pawai sebagian besar menggunakan pakaian olah raga, yang diwarnai aksi drumband dari Yayasan Pendidikan Islam (Yapis) Jayapura, Papua.
Para pelajar peserta pawai mulai tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, baik yang berasal dari sekolah yang dikelola yayasan Islam maupun sekolah negeri.
Usai pawai, peserta menggunakan momentum berkumpul itu untuk saling bersilaturahmi, terutama di kalangan orang tua murid.
"Selain berolahraga dalam pawai sekitar satu kilometer ini, kami juga bersilaturahmi sesama penganut agama Islam," ujar Rahmawati, yang mendampingi putrinya sebagai peserta pawai.
Umat Islam di Provinsi Papua berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2010, tercatat sebanyak 450.096 jiwa dari total penduduk sebanyak 2.833.381 jiwa atau hanya 15,9 persen.
Sedangkan penganut agama Kristen di Papua tercatat sebanyak 1.855.245 jiwa, penganut Katolik sebanyak 500.544 jiwa, Hindu sebanyak 2.420 jiwa, dan Budha sebanyak 1.452 jiwa.
Khusus Kota Jayapura, ibukota Provinsi Papua, penganut agama Islam tercatat sebanyak 113.133 jiwa, Kristen sebanyak 127.927 jiwa, Katolik sebanyak 13.423 jiwa, Hindu sebanyak 529 jiwa, dan Budha sebanyak 608 jiwa.
BPS melakukan sensus penduduk setiap 10 tahun, atau baru akan menggelar sensus pada 2020. Dalam empat tahun terakhir ini, tentu ada penambahan jumlah penduduk berdasarkan agama yang dianut, namun belum didata BPS.
Untuk pemeluk agama Islam di Provinsi Papua, diperkirakan terjadi penambahan hingga mencapai sekitar 500 ribu jiwa, dan sekitar 120 ribu jiwa diantaranya berdomisili di Kota Jayapura.
Ditilik dari sejarahnya, penyebaran agama Islam di Tanah Papua diperkirakan sejak 1974, yang ditandai dengan bergabungnya Kepala Suku Perang yakni Aipon Asso sebagai pemeluk agama Islam.
Keislaman Aipon Asso lalu diikuti oleh 600 orang warganya di Desa Walesi, Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Kepala suku yang sangat disegani dengan wilayah kekuasaannya membentang hampir dua per tiga cekungan mangkuk lembah Baliem itu, menunaikan ibadah haji pada 2005.
Sementara pengangut Islam di Kota Jayapura dan daerah lainnya di Kabupaten Biak Numfor maupun Mimika, umumnya merupakan kalangan pendatang.
Adat istiadatnya pun disesuaikan dengan tradisi asal-usul kaum pendatang itu, seperti tradisi suku Bugis, Jawa, Minang, dan sejumlah suku lainnya di Indonesia. (*)