Jayapura (Antara Papua) - Tokoh agama Papua, Pastor John Jonga Pr meminta kepada Pemerintah Kabupaten Tolikara mengumpulkan para tokoh agama di daerah itu.
Tokoh agama perlu dikumpulkan untuk menyelesaikan aksi penyerangan oleh sekelompok massa terhadap umat muslim yang melaksanakan Salat Idul Fitri (Id), Jumat (17/7) sekitar pukul 07.00 WIT.
"Pemerintah daerah sebagai penanggung jawab utama, harus melindungi dan mendengar, maka menurut saya itu harus mengumpulkan tokoh-tokoh agama yang ada disana untuk membicarakan perselisihan itu," kata Pastor John ketika dikonfirmasi dari Jayapura, Sabtu.
Selain itu, kata dia, tokoh agama setempat juga diminta tidak mengklaim daerah bahwa hanya untuk gereja tertentu seperti daerah ini gereja katolik punya, ini GKI punya dan ini GIDI punya, tidak bisa seperti itu
Menurut dia, Papua itu terbuka dengan kelompok lain dan agama lain, dan juga mendesak agar dialog para tokoh agama tidak menilai agama lain lebih dari yang lainnya.
Dialog antara para tokoh agama dan kelompok yang ada di Tolikara harus difasilitasi oleh pemerintah setempat.
"Saya mempersalahkan pemerintah daerah karena terkesan membiarkan perselisihan itu. Padahal dari isu yang berkembang surat dari Gereja Injil di Indonesia (GIDI) itu sudah diedarkan sejak tanggal 11 Juli, nah itu harus dikritisi, tidak boleh dibiarkan," ujarnya.
Penerima Yap Thiam Hien Award 2009 bidang penegakan hak asasi manusia itu mengatakan, jika memang benar isi surat yang dikeluarkan berisi larangan maka perlu dikritisi bersama.
"Kesalahan pertama ada di pemerintah daerah, makanya harus mengumpulkan tokoh-tokoh untuk membahas permasalahan itu," ujarnya.
Ia menambahkan, peranan presiden GIDI sangat penting untuk duduk bersama dengan tokoh-tokoh Islam yang berada di wilayah pegunungan tengah Papua untuk membicarakan persoalan itu, jangan sampai menyebar ke daerah-daerah lain.
Sebelumnya, salat Idul Fitri (ID) di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua pada Jumat pagi sekitar pukul 07.00 WIT diwarnai aksi penyerangan oleh sekelompok massa.
Pada saat berlangsung salat Idul Fitri pada takbiran pertama datang sekelompok massa berteriak-teriak dan melakukan penyerangan dengan melempar ke arah rumah ibadah dan selanjutnya membakar beberapa kios yang ada di sekitar tempat tersebut.(*)
Tokoh agama perlu dikumpulkan untuk menyelesaikan aksi penyerangan oleh sekelompok massa terhadap umat muslim yang melaksanakan Salat Idul Fitri (Id), Jumat (17/7) sekitar pukul 07.00 WIT.
"Pemerintah daerah sebagai penanggung jawab utama, harus melindungi dan mendengar, maka menurut saya itu harus mengumpulkan tokoh-tokoh agama yang ada disana untuk membicarakan perselisihan itu," kata Pastor John ketika dikonfirmasi dari Jayapura, Sabtu.
Selain itu, kata dia, tokoh agama setempat juga diminta tidak mengklaim daerah bahwa hanya untuk gereja tertentu seperti daerah ini gereja katolik punya, ini GKI punya dan ini GIDI punya, tidak bisa seperti itu
Menurut dia, Papua itu terbuka dengan kelompok lain dan agama lain, dan juga mendesak agar dialog para tokoh agama tidak menilai agama lain lebih dari yang lainnya.
Dialog antara para tokoh agama dan kelompok yang ada di Tolikara harus difasilitasi oleh pemerintah setempat.
"Saya mempersalahkan pemerintah daerah karena terkesan membiarkan perselisihan itu. Padahal dari isu yang berkembang surat dari Gereja Injil di Indonesia (GIDI) itu sudah diedarkan sejak tanggal 11 Juli, nah itu harus dikritisi, tidak boleh dibiarkan," ujarnya.
Penerima Yap Thiam Hien Award 2009 bidang penegakan hak asasi manusia itu mengatakan, jika memang benar isi surat yang dikeluarkan berisi larangan maka perlu dikritisi bersama.
"Kesalahan pertama ada di pemerintah daerah, makanya harus mengumpulkan tokoh-tokoh untuk membahas permasalahan itu," ujarnya.
Ia menambahkan, peranan presiden GIDI sangat penting untuk duduk bersama dengan tokoh-tokoh Islam yang berada di wilayah pegunungan tengah Papua untuk membicarakan persoalan itu, jangan sampai menyebar ke daerah-daerah lain.
Sebelumnya, salat Idul Fitri (ID) di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua pada Jumat pagi sekitar pukul 07.00 WIT diwarnai aksi penyerangan oleh sekelompok massa.
Pada saat berlangsung salat Idul Fitri pada takbiran pertama datang sekelompok massa berteriak-teriak dan melakukan penyerangan dengan melempar ke arah rumah ibadah dan selanjutnya membakar beberapa kios yang ada di sekitar tempat tersebut.(*)