Biak (Antara Papua) - Pemerintah Kabupaten Supiori, Papua pada tahun 2016 menyiapkan anggaran mencapai belasan miliar untuk membangun gedung rumah sakit umum daerah di Kampung Sarwarkar distrik Supiori Timur.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Supiori, Marinus Maryar di Biak, Rabu, mengakui, dukungan dana bantuan Gubernur Papua Lukas Enembe diharapkan dapat berjalan lancar sesuai target sehingga gedung fisik rumah sakit bisa tuntas pada 2016/2017.
"Gedung baru RSUD Supiori akan dibangun di atas bukit dengan areal lima hektare, ya untuk persiapan kegiatan sudah siap dilakukan pemkab Supiori," kata Maryar.
Ia mengakui, fasilitas gedung baru RSUD di Sarwakarka akan dilengkapi berbagai ruang rawat inap pasien, sejumlah poliklinik, laboratorium serta sarana penunjang kesehatan lain.
Menyinggung perubahan status RSUD menjadi badan layanan umum daerah, menurut Maryar, secara program sudah terwujud perubahan badan layanan umum daerah.
"Untuk aturan hukum sebagai dasar perubahan status RSUD sedang dalam proses, ya diharapkan regulasinya segera turun dalam waktu dekat," katanya.
Direktur RSUD Maryar berharap dengan pembangunan fisik gedung RSUD Supiori diharapkan memberikan pelayanan prima bagi pasien yang akan berobat jalan dan rawat inap.
Berdasarkan data pasien yang berobat di rumah sakit umum daerah Supiori masih dominan penyakit malaria, ispa, serta berbagai penyakit nonmenular seperti kolestrol, asam urat dan darah tinggi. (*)
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Supiori, Marinus Maryar di Biak, Rabu, mengakui, dukungan dana bantuan Gubernur Papua Lukas Enembe diharapkan dapat berjalan lancar sesuai target sehingga gedung fisik rumah sakit bisa tuntas pada 2016/2017.
"Gedung baru RSUD Supiori akan dibangun di atas bukit dengan areal lima hektare, ya untuk persiapan kegiatan sudah siap dilakukan pemkab Supiori," kata Maryar.
Ia mengakui, fasilitas gedung baru RSUD di Sarwakarka akan dilengkapi berbagai ruang rawat inap pasien, sejumlah poliklinik, laboratorium serta sarana penunjang kesehatan lain.
Menyinggung perubahan status RSUD menjadi badan layanan umum daerah, menurut Maryar, secara program sudah terwujud perubahan badan layanan umum daerah.
"Untuk aturan hukum sebagai dasar perubahan status RSUD sedang dalam proses, ya diharapkan regulasinya segera turun dalam waktu dekat," katanya.
Direktur RSUD Maryar berharap dengan pembangunan fisik gedung RSUD Supiori diharapkan memberikan pelayanan prima bagi pasien yang akan berobat jalan dan rawat inap.
Berdasarkan data pasien yang berobat di rumah sakit umum daerah Supiori masih dominan penyakit malaria, ispa, serta berbagai penyakit nonmenular seperti kolestrol, asam urat dan darah tinggi. (*)