Jakarta (Antara Papua) - Pakar gambut di Indonesia berharap pemerintah dapat bersinergi untuk mencegah meluasnya kebakaran hutan dan lahan terutama di lahan gambut Provinsi Papua dan Papua Barat.

"Untuk kejadian di Papua, sangat menyedihkan karena Papua juga punya lahan gambut yang sangat luas," kata Peneliti Ekologi dan Lingkungan Gambut Dr Haris Gunawan kepada Antara melalui telepon di Jakarta, Minggu.

Haris menyatakan kekhawatirannya akan kebakaran lahan gambut di masa mendatang dapat meluas di wilayah Papua baik disengaja maupun tidak.

Dia mengatakan insiden kebakaran lahan gambut di Pulau Sumatera dan Kalimantan sudah terjadi selama belasan tahun sejak 1997 dan harus dicegah agar tidak sampai menyebar ke wilayah lain, khususnya Papua.

"Pada 2015 mulai diperluas ke Papua. Ini jelas dan mudah dibacanya. Jadi saya harap janganlah (membakar lahan)," tegas Haris.

Haris yang juga menjabat sebagai Direktur Pusat Studi Bencana Universitas Riau mengatakan masih optimistis pemerintah dapat mengendalikan kebakaran di lahan tanaman keras.

Kebakaran yang susah dikendalikan, ujar Haris, adalah yang terjadi di lahan gambut. Selain itu kebakaran lahan gambut juga menghasilkan asap dengan jumlah yang lebih besar.

"Namun lebih baik segera tanggap dan memadamkan kebakaran. Banyak cara dan teknologi yang bisa membantu untuk hal ini, hanya mau atau niat dan implementasinya yang harus terus kita benahi dan tingkatkan," kata Haris.

Sementara itu Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Papua Barat pada Jumat (23/10) mencatat terdapat 40 titik api yang terdeteksi oleh satelit.

Sejumlah kawasan yang terbakar berlokasi di Kabupaten Fakfak sebanyak 27 titik. Selain itu, ditemukan juga enam titik kebakaran hutan terbesar di Kabupaten Kaimana, dua kebakaran di Sorong, dua titik api di Sorong Selatan, serta satu "hotspot" di Tambrauw dan dua titik di Kabupaten Teluk Wondama.

TNI juga telah menyiagakan seratus prajurit yang bertugas di berbagai kesatuan di Timika untuk sewaktu-waktu dikirim ke Merauke dan Mappi, Papua guna membantu mengatasi kebakaran lahan. (*)

Pewarta : Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024