Timika (Antara Papua) - Kapal klinik terapung milik Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) kini terus memberikan pelayanan kesehatan secara rutin kepada masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.
Kepala Biro Kesehatan LPMAK Yusuf Nugroho di Timika, Jumat, mengatakan, pelayanan kesehatan menggunakan fasilitas kapal klinik terapung tersebut bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Puskesmas wilayah pesisir, RS Gerakan Sayang Ibu (GSI) Timika dan sejumlah voluntir atau relawan.
"Selama ini sudah berjalan baik. Kami sudah melakukan pelayanan secara terjadwal ke kampung-kampung wilayah pesisir Mimika," jelas Yusuf.
Ia mengatakan pelayanan kesehatan menggunakan fasilitas kapal klinik terapung tersebut cukup membantu mengingat kampung-kampung yang didatangi cukup jauh dari akses layanan kesehatan.
"Memang belum semua kampung pesisir kami datangi karena masih terbatas pada beberapa kampung saja seperti di Distrik Mimika Timur Jauh, Mimika Tengah, Mimika Barat dan Amar. Ke depan kita akan memperluas cakupan dan jangkauan pelayanan sampai di Uta Distrik Mimika Barat Tengah," kata Yusuf.
Menurut dia, cakupan pelayanan kesehatan yang diberikan setiap kali berlayar ke kampung-kampung pesisir Mimika yaitu pemeriksaan umum, pemeriksaan ibu-ibu hamil, pemeriksaan malaria dan penyakit-penyakit lainnya.
Setiap kali berlayar, kapal klinik terapung LPMAK tersebut menyertakan petugas bidan, perawat, analis dan sesewaktu disertai dengan tenaga dokter.
"Kami lebih banyak melibatkan teman-teman dari Puskesmas setempat untuk melakukan pelayanan kesehatan secara bersama-sama. Biasanya di satu zona kita menghabiskan waktu sekitar 10 hari," jelas Yusuf.
Kasus-kasus penyakit dominan yang biasa ditemukan pada masyarakat yang bermukim di kampung pesisir Mimika yaitu malaria, infeksi saluran pernapasan akut (ispa), dan penyakit kulit.
Tim kesehatan klinik terapung LPMAK pernah menemukan satu pasien malaria berat saat melakukan pelayanan kesehatan di salah satu kampung pesisir. Pasien yang masih berusia anak-anak tersebut pada akhirnya meninggal dunia karena terlambat pertolongan.
"Saat kami datang, kondisi pasien sudah tidak sadarkan diri. Pasien sempat mau dievakuasi ke Timika, namun dalam perjalanan dia meninggal dunia," tutur Yusuf.
Ia berharap ke depan kerja sama dan dukungan dari semua pihak dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat terutama di wilayah pesisir Mimika yang jauh dari fasilitas kesehatan semakin lebih baik agar masyarakat bisa menikmati layanan kesehatan yang memadai. (*)