Timika (Antara Papua) - Sebanyak 18 personel gabungan Kantor SAR Timika dan Pasukan Khas TNI AU diberangkatkan ke Distrik Jila, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua untuk melakukan pencarian pesawat DHC4 Caribou.
Pesawat dengan nomor registrasi PK-SWW milik Pemkab Puncak yang hilang kontak dalam penerbangan dari Timika ke Ilaga, Senin pagi.
Komandan Pangkalan TNI AU Timika Letkol Penerbang Agustinus Gogot Winardy kepada Antara di Timika, Senin, mengatakan ikut dalam upaya pencarian pesawat Caribou itu dua personel dari Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) dan awak maskapai Trigana Air.
Rombongan tim pencari pesawat Caribou itu berangkat ke Jila menggunakan penerbangan Helikopter MI 17 AAL milik maskapai Pegasus dari Bandara Mozes Kilangin Timika pada pukul 15.00 WIT.
Selain mengangkut personel, helikopter tersebut juga mengangkut bahan bakar pesawat terbang ke Jila untuk kepentingan operasi pencarian pesawat Caribou.
"Upaya maksimal yang bisa kami lakukan hari ini yaitu mengirim personel SAR dan TNI AU ke Jila, karena hingga Senin siang belum bisa melakukan kontak radio ke Jila. Nanti empat personel diturunkan ke Jila karena lokasi itu yang paling dekat dengan tangkapan signal ILT pesawat Caribou. Mereka akan melakukan survei cuaca, lokasi dan lainnya untuk dilaporkan ke Posko SAR di Timika," jelas Agustinus.
Adapun personel yang lainnya akan ikut bersama helikopter Pegasus melakukan pencarian dari udara lokasi jatuhnya pesawat Caribou tersebut.
"Kalau cuacanya memungkinkan, tim akan melakukan pencarian dari udara. Bahkan jika cuaca memungkinkan sebagian personel bisa diturunkan di lokasi terdekat. Tapi kalau cuaca tidak mendukung, personel yang lain kembali ke Timika," ujar Agustinus.
Mengingat lokasi terdekat dengan tangkapan signal ILT pesawat Caribou yaitu Distrik Jila, maka lokasi itu rencananya akan digunakan sebagai Posko terdepan untuk upaya pencarian dan evakuasi korban pesawat Caribou.
"Rencananya seperti itu karena lokasi terdekat yaitu Jila," ucap Agustinus.
Upaya pencarian pesawat Caribou yang hilang kontak itu juga melibatkan sejumlah pesawat lainnya seperti pesawat Trigana Air (dua pesawat), helikopter Airfast milik PT Freeport Indonesia dan helikopter Penerbangan TNI AD.
"Saya sudah mengirim telegram ke Pangdam (Pangdam XVII/Cenderawasih) untuk meminta helikopter Penerbad bisa disiagakan untuk membantu pencarian pesawat Caribou ini," kata Agustinus.
Adapun Posko utama SAR untuk pencarian dan evakuasi kru pesawat Caribou terdapat di bandara baru Mozes Kilangin Timika.
Di lokasi itu, telah dibentuk media center untuk menginformasikan perkembangan upaya pencarian dan evakuasi korban pesawat Caribou yang hilang kontak.
Pesawat DHC 4 Caribou milik Pemkab Puncak yang dioperasikan oleh maskapai Trigana Air mengudara dari Bandara Mozes Kilangin Timika, pada Senin pagi pukul 08.23 WIT.
Pesawat nahas itu dipiloti Kapten Farhat Limi dan mengangkut bahan bangunan seberat 3,1 ton tujuan Ilaga, Ibu Kota Kabupaten Puncak.
Turut serta dalam penerbangan itu yakni R Fendi Ardianto selaku "flight officer", Steven selaku mekanik dan Andi Baringan selaku "flight operation officer".
Signal ILT pesawat terbang DHC 4 Caribou itu dilaporkan terdeteksi pada koordinat 04 derajat 10 menit 92 derajat Bujur Timur dan 130 derajat 32 menit 36 derajat Bujur Timur. Lokasi itu diperkirakan berada di wilayah perbatasan Distrik Jila dengan Ilaga Kabupaten Puncak.
Pada Senin pagi, satu pesawat terbang de Havilland Canada 6 Twin Otter milik maskapai Trigana Air yang terbang dari Sentani Jayapura ke Timika sempat melintas di atas lokasi DHC 4 Caribou yang hilang kontak itu.
Namun pesawat DHC 6 Twin Otter itu tidak dapat mendeteksi keberadaan DHC 4 Caribou lantaran tertutup kabut yang cukup tebal. (*)
Pesawat dengan nomor registrasi PK-SWW milik Pemkab Puncak yang hilang kontak dalam penerbangan dari Timika ke Ilaga, Senin pagi.
Komandan Pangkalan TNI AU Timika Letkol Penerbang Agustinus Gogot Winardy kepada Antara di Timika, Senin, mengatakan ikut dalam upaya pencarian pesawat Caribou itu dua personel dari Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) dan awak maskapai Trigana Air.
Rombongan tim pencari pesawat Caribou itu berangkat ke Jila menggunakan penerbangan Helikopter MI 17 AAL milik maskapai Pegasus dari Bandara Mozes Kilangin Timika pada pukul 15.00 WIT.
Selain mengangkut personel, helikopter tersebut juga mengangkut bahan bakar pesawat terbang ke Jila untuk kepentingan operasi pencarian pesawat Caribou.
"Upaya maksimal yang bisa kami lakukan hari ini yaitu mengirim personel SAR dan TNI AU ke Jila, karena hingga Senin siang belum bisa melakukan kontak radio ke Jila. Nanti empat personel diturunkan ke Jila karena lokasi itu yang paling dekat dengan tangkapan signal ILT pesawat Caribou. Mereka akan melakukan survei cuaca, lokasi dan lainnya untuk dilaporkan ke Posko SAR di Timika," jelas Agustinus.
Adapun personel yang lainnya akan ikut bersama helikopter Pegasus melakukan pencarian dari udara lokasi jatuhnya pesawat Caribou tersebut.
"Kalau cuacanya memungkinkan, tim akan melakukan pencarian dari udara. Bahkan jika cuaca memungkinkan sebagian personel bisa diturunkan di lokasi terdekat. Tapi kalau cuaca tidak mendukung, personel yang lain kembali ke Timika," ujar Agustinus.
Mengingat lokasi terdekat dengan tangkapan signal ILT pesawat Caribou yaitu Distrik Jila, maka lokasi itu rencananya akan digunakan sebagai Posko terdepan untuk upaya pencarian dan evakuasi korban pesawat Caribou.
"Rencananya seperti itu karena lokasi terdekat yaitu Jila," ucap Agustinus.
Upaya pencarian pesawat Caribou yang hilang kontak itu juga melibatkan sejumlah pesawat lainnya seperti pesawat Trigana Air (dua pesawat), helikopter Airfast milik PT Freeport Indonesia dan helikopter Penerbangan TNI AD.
"Saya sudah mengirim telegram ke Pangdam (Pangdam XVII/Cenderawasih) untuk meminta helikopter Penerbad bisa disiagakan untuk membantu pencarian pesawat Caribou ini," kata Agustinus.
Adapun Posko utama SAR untuk pencarian dan evakuasi kru pesawat Caribou terdapat di bandara baru Mozes Kilangin Timika.
Di lokasi itu, telah dibentuk media center untuk menginformasikan perkembangan upaya pencarian dan evakuasi korban pesawat Caribou yang hilang kontak.
Pesawat DHC 4 Caribou milik Pemkab Puncak yang dioperasikan oleh maskapai Trigana Air mengudara dari Bandara Mozes Kilangin Timika, pada Senin pagi pukul 08.23 WIT.
Pesawat nahas itu dipiloti Kapten Farhat Limi dan mengangkut bahan bangunan seberat 3,1 ton tujuan Ilaga, Ibu Kota Kabupaten Puncak.
Turut serta dalam penerbangan itu yakni R Fendi Ardianto selaku "flight officer", Steven selaku mekanik dan Andi Baringan selaku "flight operation officer".
Signal ILT pesawat terbang DHC 4 Caribou itu dilaporkan terdeteksi pada koordinat 04 derajat 10 menit 92 derajat Bujur Timur dan 130 derajat 32 menit 36 derajat Bujur Timur. Lokasi itu diperkirakan berada di wilayah perbatasan Distrik Jila dengan Ilaga Kabupaten Puncak.
Pada Senin pagi, satu pesawat terbang de Havilland Canada 6 Twin Otter milik maskapai Trigana Air yang terbang dari Sentani Jayapura ke Timika sempat melintas di atas lokasi DHC 4 Caribou yang hilang kontak itu.
Namun pesawat DHC 6 Twin Otter itu tidak dapat mendeteksi keberadaan DHC 4 Caribou lantaran tertutup kabut yang cukup tebal. (*)