Jayapura (Antara Papua) - Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Hinsa Siburian memberi pembekalan bela negara kepada tiga ratusan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jayapura di aula Korem 172/PWY, Kota Jayapura, Papua, Rabu.

Dalam pemaparan materinya, Pangdam Hinsa Siburian mengemukakan tentang pengalamannya selama berkarir di militer mulai dari pendidikan hingga pernah menjadi Dandim Mimika dan kehidupan keluarganya yang plurarisme.

"Soal asam garam, rasanya lapar dan haus sudah pernah saya lewati. Saya sebelum jadi Pangdam Cenderawasih pernah menjadi Dandim di Mimika, Kapolresnya Pak Paulus Waterpauw yang sekarang Kapolda Papua, sementara Bupati Mimika saat itu Pak Klemen Tinal yang sekarang Wakil Gubernur Papua," katanya.

Setelah menjelaskan tentang pengalaman hidup, karir dan tugas militernya, Pangdam Hinsa kemudian menerangkan tentang tanah air, yang dihuni oleh 700 suku bangsa/etnik, 500 bahasa dan 70-an diealek bahasa, namun perbedaan itu didapat disatukan dengan paham Pancasila dan UU 1945.

"Kalau negara lain, seperti Inggris itu kekuatannya ada di Ratunya dan filosofinya, Thailan di sistem kerajaannya, Jepang di sistem kekaisarannya, Amerika Serikat di sistem persenjataan moderen dan demokrasi, kalau kita, Indonesia adalah Pancasila dan UU 1945, sekali saja berbelok maka bisa hancur kita," katanya.

Kemudian, mantan Wasintel Kasdam XVII/Cenderawasih itu menjelaskan tentang ekonomi global yang kian terus berkembang, pertumbuhan penduduk dunia yang telah mencapai tujuh miliar pada 2011 dan 2017 diperkirakan naik menjadi delapan miliar.

"Populasi dan kapasitas bumi saat ini sudah tidak berimbang, idealnya tiga hingga empat milyar penduduk, akibat dari tidak seimbangnya itu tiap 2,1 detik satu anak meningggal, kalau setahun 15 juta anak yang meninggal, ini data dari UNICEF," katanya.

Selain itu, Pangdam Hinsa menerangkan soal peta konflik dunia dari sudut pandang minyak bumi, dimana negara seperti Libya menghasilkan 1,250 juta barel minyak bumi perhari, Mesir 600 barel perhari, Irak 3,2 juta, Kuwait 3,2 juta, dan Ukraina 10 juta barel.

"Tujuh puluh persen konflik dunia dikarenakan kebutuhan energi. Dalam sebuah prediksi pada 2035 konsumsi BBM naik 41 persen, 2056 energi fosil dunia habis, namun diperkirakan 2043 sudah menipis tapi hal itu bisa tertolong dengan energi terbarukan dari energi hayati," katanya.

"Konflik karena energi bisa sebabkan terjadinya kekurangan bahan pangan, kurangnya obat-obatan, krisis penduduk, atau terjadinya migrasi," sambungnya.

Dalam kegiatan itu, nampak haidr Ketua STAIN Jayapura DR H Idrus Al Hamid S.Ag, M.Is dan para dosen, Danrem 172/PWY Kolonel Inf Teguh Pudjo Rumekso, Kasrem Letkol Inf CDB Andries dan sejumlah pejabat Kodam XVII/Cenderawasih. (*)

Pewarta : Pewarta: Alfian Rumagit
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024