Jayapura (Antara Papua) - Sekitar 30 buruh proyek bangunan fisik serta taman di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abepura menggelar demo menuntut pembayaran upah kerja yang belum dibayarkan selama satu tahun, pada Rabu.
Puluhan buruh itu memegang berbagai spanduk yang berisi tuntutan pembayaran upah kerja di antaranya "kami butuh uang Natal".
Puluhan buruh itu menggelar demo persis di depan gedung Direktur RSUD Abepura.
"Kami pekerja buruh demo Direktur RSUD Abepura tuntut pembayaran upah kerja yang belum dibayarkan karena sejak 2015 hingga 2016 ini belum di bayarkan. Total buruh yang bekerja di RSUD Abepura ini sebanyak 75 orang," Nahor Muay, Sekretaris Serikat Pekerja Kota Jayapura.
Menurut dia, para buruh yang bekerja merehap bangunan fisik rumah sakit, mengerjakan bangunan fisik baru rumah sakit dan mengerjakan taman di sekitar halaman rumah sakit belum dibayarkan.
Sementara dana puluhan miliar rupiah sudah dikucurkan oleh pemerintah untuk membiayai pembangunan dan pemeliharaan rumah sakit.
"Coba bayangkan kita sudah kerja siang malam saja tidak dibayarkan, sedangkan uang puluhan miliar rupiah sudah dikeluarkan untuk gedung rumah sakit ini," ujarnya.
"Kami dari serikat pekerja juga sudah memediasi para buruh ini untuk bertemu Pemerintah Papua berulang kali terkait pembayaran upah kerja, namun sampai saat ini tidak ada keseriusan dari pemerintah untuk membayar tunggakan gaji buruh atau upah kerja," ujarnya.
Dia mengatakan sebanyak 13 paket pekerjaan yang sudah dikerjakan namun sama sekali belum dibayarkan.
Nahor menjelaskan Serikat Pekerja Kota Jayapura sudah berupaya memediasi para buruh yang bekerja untuk bertemu Pemerintah Provinsi Papua, namun tak ditanggapi secara serius.
Serikat pekerja juga sudah memediasi para buruh untuk menemui Direktur RUSD Abepura dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua dengan harapan menyampaikan keluhan buruh itu ke Gubernur Papua Lukas Enembe agar dibayarkan.
Akan tetapi, lanjut dia, hingga kini tak ditanggapi secara baik dan terkesan dibiarkan.
"Melalui unjuk rasa yang kami lakukan ini hanya mau mengingatkan pemerintah bahwa kami sudah bekerja tetapi kenapa sampai belum dibayarkan," ujarnya.
Sedangkan, menurut dia, dana untuk gaji buruh sudah disiapkan oleh Pemerintah Provinsi Papua sebesar Rp9 miliar namun sampai saat ini tidak dibayarkan.
"Dana Rp9 miliar untuk menggaji buruh itu sudah masuk dalam DPA rumah sakit kenapa sampai sekarang belum dibayarkan, ini yang kami sesalkan," ujarnya.
Ia menambahkan, setelah berunjuk rasa di RSUD Abepura, puluhan buruh itu akan turun dalam jumlah yang lebih banyak lagi ke Kantor Gubernur Papua. (*)
Puluhan buruh itu memegang berbagai spanduk yang berisi tuntutan pembayaran upah kerja di antaranya "kami butuh uang Natal".
Puluhan buruh itu menggelar demo persis di depan gedung Direktur RSUD Abepura.
"Kami pekerja buruh demo Direktur RSUD Abepura tuntut pembayaran upah kerja yang belum dibayarkan karena sejak 2015 hingga 2016 ini belum di bayarkan. Total buruh yang bekerja di RSUD Abepura ini sebanyak 75 orang," Nahor Muay, Sekretaris Serikat Pekerja Kota Jayapura.
Menurut dia, para buruh yang bekerja merehap bangunan fisik rumah sakit, mengerjakan bangunan fisik baru rumah sakit dan mengerjakan taman di sekitar halaman rumah sakit belum dibayarkan.
Sementara dana puluhan miliar rupiah sudah dikucurkan oleh pemerintah untuk membiayai pembangunan dan pemeliharaan rumah sakit.
"Coba bayangkan kita sudah kerja siang malam saja tidak dibayarkan, sedangkan uang puluhan miliar rupiah sudah dikeluarkan untuk gedung rumah sakit ini," ujarnya.
"Kami dari serikat pekerja juga sudah memediasi para buruh ini untuk bertemu Pemerintah Papua berulang kali terkait pembayaran upah kerja, namun sampai saat ini tidak ada keseriusan dari pemerintah untuk membayar tunggakan gaji buruh atau upah kerja," ujarnya.
Dia mengatakan sebanyak 13 paket pekerjaan yang sudah dikerjakan namun sama sekali belum dibayarkan.
Nahor menjelaskan Serikat Pekerja Kota Jayapura sudah berupaya memediasi para buruh yang bekerja untuk bertemu Pemerintah Provinsi Papua, namun tak ditanggapi secara serius.
Serikat pekerja juga sudah memediasi para buruh untuk menemui Direktur RUSD Abepura dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua dengan harapan menyampaikan keluhan buruh itu ke Gubernur Papua Lukas Enembe agar dibayarkan.
Akan tetapi, lanjut dia, hingga kini tak ditanggapi secara baik dan terkesan dibiarkan.
"Melalui unjuk rasa yang kami lakukan ini hanya mau mengingatkan pemerintah bahwa kami sudah bekerja tetapi kenapa sampai belum dibayarkan," ujarnya.
Sedangkan, menurut dia, dana untuk gaji buruh sudah disiapkan oleh Pemerintah Provinsi Papua sebesar Rp9 miliar namun sampai saat ini tidak dibayarkan.
"Dana Rp9 miliar untuk menggaji buruh itu sudah masuk dalam DPA rumah sakit kenapa sampai sekarang belum dibayarkan, ini yang kami sesalkan," ujarnya.
Ia menambahkan, setelah berunjuk rasa di RSUD Abepura, puluhan buruh itu akan turun dalam jumlah yang lebih banyak lagi ke Kantor Gubernur Papua. (*)