Jayapura (Antara Papua) - Pengusaha otomotif berharap tol laut bisa segera masuk ke Papua dan tidak hanya sampai Sorong, Papua Barat, karena selama ini para pelaku usaha tersebut selalu terkendala dengan distribusi barang sehinga tidak dapat memenuhi permintaan pasar yang ada.

"Contoh sederhananya begini, setiap bulan penjualan kita bisa capai 50 unit tapi unit yang bisa kita sediakan cuma 30, jadi setiap bulan ada 20 unit yang tertunda," ujar Supervisor PT Hasrat Abadi Jayapura, Marke Wanget, di Jayapura, Rabu.

Pihaknya sebagai "maindealer" produk Toyota menjelaskan permasalahan distribusi itu sudah lama menjadi hambatan namun hingga kini belum ada solusi konkrit yang bisa mengatasi masalah tersebut.

"Ini bukan hanya di otomotif saja, di bidang lain juga, termasuk juga makanan. Kita minta tol laut saja karena itu sudah diprogramkan, tidak usah buat yang lain," katanya.

Menurut dia, akibat terbatasnya jumlah unit yang bisa disediakan, tidak jarang calon konsumennya memilih untuk mengurungkan niatnya untuk membeli mobil dan mencari alternatif lain.

"Kalau beruntung konsumen kita mau diminta inden, tapi banyak yang tidak mau. Bahkan ada yang memilih membeli mobil di daerah lain baru dikirim ke Jayapura, makanya banyak plat luar di sini," ujarnya lagi.

Marke berharap masalah ini dapat segera teratasi karena sektor otomotif menjadi salah satu penggerak roda perekonomian di daerah.

"Kita tahu banyak usaha yang sekarang bertumpu pada kendaraan roda empat dan kami pelaku usaha sangat mendambakan pola distribusi barang yang baik dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Papua lebih besar lagi," ujarnya.  (*)

Pewarta : Pewarta: Dhias Suwandi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024