Tepat 9 April 2017, pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur (Wagub) Papua periode 2013-2018 Lukas Enembe-Klemen Tinal (Lukmen) genap empat tahun masa kepemimpinannya di Bumi Cenderawasih (nama lain untuk Provinsi Papua).

Banyak kalangan, baik itu tokoh masyarakat, adat, agama, akademisi dan seniman mengakui adanya perubahan yang cukup signifikan sejak 9 April 2013 ketika pasangan Lukmen mulai bersanding dan memimpin Papua.

Perubahan-perubahan tersebut juga terdata di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua yang menyebutkan dalam kurun waktu 2010 -2014, Papua berhasil meningkatkan capaian pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia sebesar 4,22 persen yang menempatkannya pada urutan delapan dari 33 provinsi dalam melakukan akselerasi pertumbuhan IPM.

Gubernur Papua Lukas Enembe mengakui ia dan Wagub Klemen Tinal sejak dilantik telah meletakkan dasar bagi suatu sistem yang kokoh untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat Papua, melalui pelayanan kesehatan dan pendidikan yang berkualitas, tersedia dan terjangkau oleh semua pihak.

"Ada tiga fase yang dilalui dalam perjalanan empat tahun pengabdian kami, yaitu fase kebangkitan pada tahun pertama kepemimpinan Lukmen," katanya.

Fase pertama yakni kebangkitan di tahun pertama kepemimpinan dengan tema membangun pondasi dan menata masa depan Papua melalui beberapa terobosan seperti konsolidasi internal dan eksternal pemerintah, rekonsiliasi dan menata tata kelola pemerintahan.

Kemudian, fase kebangkitan kedua di tahun kedua dan ketiga kepemimpinan dengan tema memperkuat kemandirian mewujudkan kesejahteraan di mana tahap ini menjadi tonggak awal bagi pelaksanaan rencana-rencana pembangunan yang terstruktur dan sistematis menuju Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera.

"Di fase ini pula, nilai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menembus Rp10 triliun dan menjadi nilai APBD terbesar sepanjang sejarah Provinsi Papua," ujar Lukas.

Dalam fase ini juga telah dilakukan berbagai strategi dan prioritas pelaksanaan pembangunan untuk mewujudkan harapan seluruh rakyat Papua.

Selanjutnya, di tahun ke empat disebut dengan tahap mewujudkan kemandirian, dengan tema memantapkan kemandirian, mewujudkan kesejahteraan.

Bahkan Lukas menyebutkan tahun keempat ini untuk memastikan rencana-rencana yang dilaksanakan, telah mengarah pada mewujudkan kebangkitan dan kemandirian.

Menurut mantan Bupati Puncak Jaya ini, hasil dari ketiga fase pembangunan sampai dengan tahun keempat melalui Gerakan Bangkit, Mandiri dan Sejahtera yakni semakin meningkatnya suasana aman, tenteram dan nyaman bagi seluruh masyarakat Papua dalam bingkai NKRI.

"Misalnya saja angka kriminalitas pada 2016 mencapai 38,19 per 10 ribu penduduk, mengalami penurunan bila dibandingkan 2013 yang masih mencapai 47,92 per 10 ribu penduduk," ujarnya.

Selain itu, Indeks Demokrasi Provinsi Papua juga semakin membaik dan meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa.

"Hanya dengan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih serta berwibawa ditunjang Otonomi Khusus yang diperkuat, kami memastikan visi misi dapat tercapai melalui birokrasi sebagai motor penggerak utama pembangunan," ujar Lukas.

Tidak hanya itu, opini BPK terhadap LKPD Provinsi Papua selama dua tahun berturut-turut yakni 2014 dan 2015, berada pada opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), di mana sebelumnya mendapatkan opini disclaimer atau tanpa pendapat.

"Hasil-hasil pembangunan kami baik di provinsi maupun kabupaten/kota telah dilaksanakan dengan baik, di mana banyak yang berhasil, hampir sebagian besar yang selama ini tertutup sudah terbuka," tambahnya.

Oleh karena itu, Lukas menegaskan apa yang dicapai, harus dipertahankan di sisa satu tahun kepemimpinannya, sehingga pada saat mengakhiri jabatan tidak meninggalkan cerita yang tidak baik.

Apresiasi dan Harapan
Salah satu grup legendaris asal Papua "Black Brothers" turut memberikan apresiasi yang tinggi atas banyaknya perubahan yang terjadi di Bumi Cenderawasih selama empat tahun kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Lukas Enembe-Klemen Tinal.

David Rumagesan, anggota grup Black Brothers, mengatakan pembangunan yang terjadi di Papua jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya sangat berbeda jauh.

"Gubernur Papua Lukas Enembe sangat berani dalam mengambil keputusan untuk membuat perubahan bagi masyarakat di Bumi Cenderawasih," katanya.

Menurut David, kemajuan yang terjadi di Provinsi Papua mulai dari infrastruktur hingga telekomunikasi menjadi beberapa bukti pencapaian keberhasilan kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Lukas Enembe-Klemen Tinal.

"Misalnya sekarang jika hendak melakukan perjalanan ke wilayah pegunungan yang dahulu sulit untuk ditembus, kini bisa ditempuh melalui jalan darat dengan kondisi jalan aspal," ujarnya.

Pihaknya berharap juga dalam sisa satu tahun kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Lukas Enembe-Klemen Tinal, pemerintah dapat lebih memberikan perhatian kepada anak-anak Bumi Cenderawasih khususnya yang berbakat dalam bidang seni.

"Jadi pemerintah diharapkan dapat lebih fokus pada seniman-seniman Papua yang muda agar dapat lebih mengangkat budaya Papua dan memberikan wadah pengembangan bakat serta potensinya," katanya.

David juga mengungkapkan pentingnya perhatian terhadap seniman Papua agar lagu-lagu daerah dapat diangkat hingga ke tingkat nasional, jadi selain olahraga, bidang seni juga memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan.

Senada dengan David Rumagesan, Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua Pendeta Herman Saud menuturkan Gubernur Lukas Enembe adalah gubernur pemberani.

Pasalnya, sosok Lukas-lah menjadi satu-satunya yang berani mengeluarkan fenomenal terkait aturan pelarangan minuman beralkohol.

"Banyak orang Papua mati karena minuman beralkohol, makanya harus berhenti minum, ini keinginan semua orang, tapi masing-masing hanya menunggu," kata Herman.

Menurut Herman, Gubernur Lukas Enembe berani menerbitkan peraturan daerah (perda) untuk melarang peredaran minuman beralkohol, meski banyak memperoleh penolakan.

"Saya berterima kasih kepada Tuhan karena telah menempatkan orang seperti Gubernur Lukas yang berani menantang arus demi untuk kebaikan rakyatnya," ujarnya.

Selain itu, di bidang keagamaan, Gubernur Lukas Enembe telah memberikan perhatian cukup besar dengan memberikan porsi 10 persen dari 20 persen dana otonomi khusus yang dikelola provinsi untuk pembinaan lembaga keagamaan dan pemberdayaan ekonomi umat.

Dan selama empat tahun terakhir, sejumlah gereja dan masjid sudah dibangun dari dana tersebut serta pemeliharaan rumah ibadat lainnya.

Serangkaian Kegiatan
Puncak peringatan empat tahun kepemimpinan Lukas Enembe dan Klemen Tinal sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Papua dilaksanakan dengan serangkaian kegiatan sejak Sabtu (8/4) hingga Selasa (11/4).

Dimulai dengan dialog refleksi empat tahun kepemimpinan pasangan Lukmen, ekspose atau pameran berbagai keberhasilan yang dicapai setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemprov Papua.

Kemudian hiburan rakyat yang dikemas dalam "Pesta Rakyat" menampilkan band legendaris asal Papua Black Brothers serta berbagai macam tarian seperti Yospan, goyang Aster dan tarian masyarakat Kayubatu dari Sanggar Venggassu Kota Jayapura.

Selanjutnya peresmian instalasi rawat inap RSUD Dok II Jayapura, pentahbisan Gedung Negara yang dibangun pada masa kepemimpinan Lukmen, penyerahan secara simbolis kartu dan asuransi nelayan serta pengiriman 100 kontainer kayu ke Shanghai, Tiongkok.

Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Papua Elia Loupatty mengatakan beragam kegiatan peresmian tersebut merupakan bukti bahwa dalam empat tahun kepemimpinan Lukmen terjadi perubahan-perubahan.

"Masing-masing OPD di lingkungan Pemprov Papua dalam rapat persiapan peringatan empat tahun kepemimpinan gubernur dan wakil gubernur, telah mendorong program-program unggulannya untuk diekspose," katanya.

Elia menjelaskan hal ini untuk menunjukkan serta mengingatkan masyarakat terhadap program-program yang telah dibuat dan kini sudah dinikmati.

Terkait hal itu, Gubernur Papua Lukas Enembe menyatakan bahwa pihaknya pun patut menyampaikan terima kasih atas dukungan masyarakat dan ASN di lingkungannya. Untuk itu, ia meminta seluruh ASN untuk tetap bekerja dengan baik.

"Kecuali pensiun, maka tidak akan ada lagi di kantor ini, di mana selama menjadi pegawai, akan tetap dipakai oleh siapapun nantinya yang akan menjadi gubernur, kalau kami ini menduduki jabatan karena politik," ujar Lukas.

Untuk itu dirinya meminta kepada pegawai agar bekerja sungguh-sungguh supaya masyarakat Papua tidak lagi tertinggal karena hal inilah yang utama.

Ke depan tidak boleh lagi ada masyarakat Papua yang terbunuh dan tertinggal karena berbagai aspek, seperti pendidikan, kesehatan serta ekonomi.

"Kita harus bangkit dari keterpurukan dan mandiri menuju kesejahteraan," ujar Lukas. (*)

Pewarta : Oleh Hendrina Dian Kandipi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024